Foto: Inggrid Sondakh
Dinkes Perlu Atasi Warga Takut Masuk Rumah Sakit
Manado,
MS
Konflik
antara warga dan pihak medis kerap terjadi di masa pandemi Corona Virus
Disease-2019 (Covid-19). Timbulnya keengganan maupun ketakutan warga ke rumah
sakit untuk mendapat perawatan, terus mencuat ke permukaan. Kini, gerak Dinas
Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dituntut. Sosialisasi
mekanisme perawatan pasien di tengah pandemi, jadi sorotan penghuni gedung
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut.
Anggota
DPRD Sulut, Inggrid Sondakh menyampaikan, ada berbagai macam informasi menyangkut
kondisi pasien di rumah sakit yang tidak sampai ke masyarakat dan menjadi
pemicu terjadi kesalahpahaman warga. "Sehingga akhirnya banyak yang takut
memasukkan warga yang sakit ke rumah sakit karena awalnya tidak covid dan
akhirnya di rumah sakit dinyatakan covid," ungkap Sondakh dalam rapat
pembahasan Badan Anggaran (Banggar) DPRD Sulut dengan Tim Anggaran Pemerintah
Daerah (TAPD) Pemerintah Provinsi Sulut, Selasa (16/11), di ruang rapat
paripurna DPRD Sulut.
Dia
menjelaskan, ada lapisan masyarakat yang belum memahami aturan seputar
penanganan Covid-19. Semisal kasus probable yang merupakan suspek dengan ISPA
berat atau gagal nafas akibat aveoli paru-paru penuh cairan (ARDS) atau
meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19, namun belum ada
hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Menurut
Sondakh dalam penelusurannya, mengakui ternyata pihak Menteri Kesehatan
(Menkes) menyatakan kalau pasien masuk kasus probable dan meninggal,
protokolnya yakni dimakamkan dengan tata cara Covid-19. "Memang setelah
kami memahami aturan menkes terkait pasien masuk kasus probable, itu masuk tiga
unsur saja seperti sesak nafas. Kalau ada salah satu unsur yang memiliki hal
itu, walaupun negatif pada saat dia meninggal, ternyata ketika ditetapkan atau
masuk kasus probable, pasien dimakamkan protokol covid," beber Sondakh.
Putri
mantan Gubernur Sulut AJ Sondakh ini, mendesak perlu adanya langkah sosialisasi
yang intens dari Dinkes Sulut terkait mekanisme pasien ditengah pandemi
Covid-19, sebagai upaya meminimalisir ketegangan yang terjadi di masyarakat.
“Agar informasinya tidak simpang siur yang pada akhirnya pihak keluarga pasien
berantem dengan rumah sakit," desak Sondakh.
"Ini
agar masyarakat kita lebih mapan dan memahami keadaan kalau memang masuk pada
kasus probable," tutupnya. (arfin tompodung)
Komentar