PRESIDEN AS KE-46, BIDEN: SEGALA SESUATU ADA MASANYA


Jakarta, MS

Episode Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) berujung. Joe Biden terpilih menjadi Presiden AS ke-46. Dia didampingi Wakil Presiden (Wapres) Kamala Harris.

Biden-Harris naik tahta setelah mengalahkan Capres dan Cawapres petahana yakni Donald Trump dan Mike Pence. Biden-Harris menang setelah meraup 290 electoral votes, menyusul kemenangan tipisnya di negara bagian Pennsylvania. Seperti dilansir Fox News, Sabtu (7/11), data penghitungan teranyar dari Fox News menunjukkan, Biden menang atas petahana Donald Trump di Pennsylvania dengan meraih 49,7 persen suara, dengan Trump meraup 49,2 persen suara. Biden dipastikan memenangi pilpres setelah dia diproyeksikan menang di Pennsylvania, yang memiliki 20 electoral votes. Biden juga diproyeksikan menang di Nevada, yang memiliki 6 electoral votes. Dengan tambahan 26 electoral votes dari dua negara bagian itu, maka Biden telah meraup 290 electoral votes sedangkan pesaingnya, Donald Trump baru meraup 214 electoral votes. Jumlah itu telah melampaui ambang batas 270 electoral votes yang diperlukan dari total 538 electoral votes untuk bisa memenangkan pilpres AS.

Tensi negeri Paman Sam langsung bergelora. Kemenangan Biden ‘dilawan’. Bahkan, pendukung Presiden AS Donald Trump berdemonstrasi di seluruh negeri untuk menolak kekalahan dan menggaungkan tuduhan tak berdasar bahwa Joe Biden memenangkan pilpres lewat jalur penipuan. Itu terjadi pada Sabtu (7/11) waktu setempat. Dilansir dari Denver Post, ribuan massa pendukung Trump berdemonstrasi di Atlanta, Tallahassee, Bismarck, Boise, hingga Phoenix. Mereka mengecam berita kemenangan Joe Biden setelah melewati lebih dari tiga hari penghitungan suara.

Sebelumnya juga, Presiden petahana AS Donald Trump menolak untuk mengakui kemenangan presiden terpilih Joe Biden. Sebelum proyeksi kemenangan Biden keluar, Trump mengatakan bahwa Joe Biden terlalu terburu-buru sebagai pemenang setelah jaringan televisi mengumumkan kemenangan Demokrat. "Kita semua tahu mengapa Joe Biden bergegas untuk berpura-pura sebagai pemenang, dan mengapa sekutu medianya berusaha keras untuk membantunya, mereka tidak ingin kebenaran terungkap," kata Trump.

Menurut Trump, pemilihan presiden ini masih jauh dari selesai. "Fakta sederhananya adalah pemilihan ini masih jauh dari selesai."

Trump menggarisbawahi bahwa negara belum mensertifikasi hasil, dan kampanyenya telah membuat beberapa tantangan hukum yang sah yang dapat menentukan pemenang akhir.

Sementara itu, usai menang pilpres AS 2020, Biden mengirim pesan kepada pemilih Donald Trump dengan menyerukan persatuan dan rekonsiliasi. Biden membuka pidato pertamanya usai menang pilpres AS di Wilmington, Delaware. Dia mengatakan bahwa rakyat AS telah menegaskan pilihan dan memberi suara sebanyak 74 juta suara untuk Biden dan Kamala Harris. "Kami menang dengan suara terbanyak yang pernah diberikan untuk tiket presiden dalam sejarah bangsa. 74 juta," tegas Biden saat memberikan pidato kemenangan, Minggu (8/11).

Atas kemenangan itu, Biden mengirim pesan kepada mereka yang memilih Donald Trump dengan menyerukan persatuan dan rekonsiliasi. Mantan wakil presiden AS era Barrack Obama itu mengatakan sudah waktunya kedua belah pihak untuk saling mendengarkan lagi.

"Sudah waktunya untuk menyingkirkan retorika kasar, menurunkan suhu, bertemu lagi, saling mendengarkan lagi, dan untuk membuat kemajuan, kita harus berhenti memperlakukan lawan kita sebagai musuh kita. Mereka bukan musuh kita. Mereka orang Amerika," kata Biden.

"Saya berjanji untuk menjadi presiden yang berupaya untuk tidak memecah belah, tetapi mempersatukan, yang tidak melihat negara bagian merah dan negara bagian biru, tetapi hanya melihat Amerika Serikat," sambung Biden.

Ia kemudian mengutip Alkitab yang mengatakan segala sesuatu ada masanya, ada waktu untuk membangun, ada waktu untuk menuai, dan waktu untuk menabur dan waktu untuk menyembuhkan. "Ini adalah waktu untuk menyembuhkan Amerika," ujar Biden.

PERAN OBAMA

Joe Biden menang atas Donald Trump. Prestasi mengalahkan petahana itu dinilai bukan hal muda. Ternyata, Biden didukung sosok-sosok hebat termasuk Barack Obama.

Presiden AS periode 2009-2017 menyatakan diri untuk menjadi Tim Kampanye Pemenangan Capres Joe Biden dalam Pilpres 2020. Obama, sosok berpengaruh diharapkan bisa memenangkan Biden dalam rivalitas menghadapi Donald Trump.

Kemesraan Obama dan Biden telah terjalin pada 2009 ketika mereka terpilih menjadi pasangan presiden dan wakil presiden AS. Kali ini, Obama beberapa kali mengajak warga AS untuk memilih Biden dalam pemilu kali ini. Tak jarang Obama sesekali juga melontarkan kritik pedas terhadap calon petahana, Trump.

Sebelum diumumkan resmi oleh Partai Demokrat pada April 2020, Obama sudah lebih dulu memberikan dukungan resminya kepada Biden yang maju sebagai capres. Dalam sebuah video yang diunggah melalui Twitter, Obama memuji Biden sebagai sosok yang memiliki kualitas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang presiden.

"Joe memiliki semua kualitas yang kami butuhkan sebagai seorang presiden saat ini," kata Obama dalam rekaman video seperti dilansir dari ABC News.

Setelah menyatakan dukungan melalui video, Obama kian aktif memberikan dukungannya bagi Biden. Ia juga tak sungkan untuk turun tangan dalam kampanye di sejumlah negara bagian, termasuk di Pennsylvania pada 17 oktober lalu demi meyakinkan warga untuk memilik Biden. Saat berbicara di tengah kampanye, Obama mengejek cara kepemimpinan Trump selama empat tahun terakhir yang disebutnya tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan serius. "Saya tidak pernah berpikir Donald Trump akan menerima visi saya atau melanjutkan kebijakan saya, tetapi saya berharap demi negara ini bahwa ia akan menunjukkan minat untuk melakukan tugas itu dengan serius," kata Obama kepada massa yang duduk di hampir 300 mobil yang tersebar di tempat parkir stadion.

Selain di Pennsylvania, Obama ikut kampanye Biden di Michigan yang dihelat baru-baru ini. Biden dan Obama berkampanye dengan harapan dukungan di negara bagian Michigan yang mayoritas pendukung Partai Demokrat tidak memilih Trump. Sejak dua pekan jelang pencoblosan terbuka resmi dibuka, Obama kembali menunjukkan dukungannya bagi Biden. Dia juga berkali-kali menyampaikan kecaman terhadap cara Trump menangani berbagai isu termasuk pandemi virus corona, kerusuhan berbasis rasial, hingga gaya kepemimpinannya.

Seperti dilansir Associated Press, Obama menyampaikan kecaman kepada Trump sambil mendesak warga kulit hitam dan pemilih lainnya untuk tidak absen dalam pemungutan suara. "Pemilu ini menuntut setiap dari kita untuk berperan. Apa yang kita lakukan dalam 13 hari ke depan akan menjadi masalah selama beberapa dekade mendatang," kata Obama dalam pidato di kampanye Joe Biden di Philadelphia.

Pada detik-detik terakhir, tepat dua hari jelang pemilu Obama kembali menyampaikan kecaman terhadap Trump. Secara terbuka Obama menyebut jika Trump telah gagal secara serius menangani virus corona dalam kampanye dukungannya terhadap Biden yang disebutnya sebagai ‘saudara’.

Obama menyebut Trump sebagai orang yang tidak berkompeten dalam menangani pandemi saat berbicara dalam kampanye drive-in di Flint, Michigan dan Detroit, kota yang didominasi etnis kulit hitam. Pernyataan itu disampaikan setelah AS mencatat rekor lonjakan lebih dari 99 ribu kasus baru corona pada Jumat (30/10), hanya berselang beberapa hari jelang pemilu. New York Times dalam laporannya memberi judul "Hubungan Biden-Obama Seperti Bunga Mawar" (farasa untuk menggambarkan keindahan).

Obama sendiri kerap menelepon Biden dua atau tiga kali dalam seminggu selama periode tersebut untuk meminta beberapa saran untuk maju dalam pencalonan capres. Kisah mereka terus berlanjut hingga akhirnya Biden diminta Obama untuk mendampinginya sebagai wapres. Dalam sebuah laporan yang dirilis The Times yang dipublikasikan 2017 lalu, Obama memuji tinggi rekannya tersebut. Ia bilang bahwa Biden adalah Wakil Presiden Amerika terbaik yang pernah ada. "Pilihan terbaik, bukan hanya untuk saya tetapi untuk rakyat Amerika." dalam sebuah wawancara.

Pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Haris keluar sebagai pemenang dalam pilpres AS 2020 yang digelar Rabu (3/11) waktu setempat.

USUNG PROGRAM ‘KONTROVERSIAL’

Biden-Harris siap action. Ada sejumlah program penting yang akan dijalankan. Dalam periode kampanye dan debat capres, tercatat sedikitnya ada dua program kontroversial yang pernah diutarakan baik oleh Biden maupun Harris jika nantinya mereka terpilih menduduki kepemimpinan di Gedung Putih.

Pada 15 Oktober lalu, Biden mengungkapkan bahwa ia ingin mengirimkan warga AS ke China untuk belajar mengenai virus corona. Hal itu disampaikan Biden dalam town hall meeting, acara pengganti debat capres AS yang disiarkan oleh saluran TV ABC pada Kamis (15/10) malam waktu setempat.

Dalam kesempatan itu, dia kembali menyerang capres petahana Donald Trump dalam menangani pandemi corona di Amerika Serikat. Menurut Biden, Trump melewatkan banyak hal. Alih-alih menangani dampaknya, Trump malah kerap mengucapkan pernyataan yang tidak benar.

"Dia melewatkan peluang besar dan terus mengatakan hal-hal yang tidak benar (soal corona)," kata Biden membuka acara itu dilansir dari CNN.

Selain itu, Biden mengatakan dia akan bekerja sama dengan para gubernur jika terpilih sebagai presiden, untuk mengamanatkan penggunaan masker. "Dia tidak berbicara tentang apa yang perlu dilakukan karena dia terus mengkhawatirkan, menurut saya, tentang pasar saham," kata Biden mengkritik Trump.

Selain itu, Kamala Harris juga mengutuk penanganan pandemi Covid-19 ala Trump. Dalam kampanyenya, dia berulang kali menyerukan kepada para pemimpin untuk mendengarkan para ilmuwan dan pakar tentang bagaimana menghadapi virus tersebut. Senada dengan Biden, dia juga menyerukan pentingnya penggunaan masker.

Kemudian mengenai kemungkinan pengadaan vaksin virus corona, dia mengatakan tidak akan mempercayai Trump. Harris mengatakan dia ingin mendengar informasi dari sumber yang dapat dipercaya sebelum mempercayai bahwa vaksin benar-benar aman digunakan.

Selanjutnya,, Harris juga menyatakan dukungannya untuk membela hak reproduksi dan hak untuk melakukan aborsi. Setelah kematian Hakim Ruth Bader Ginsburg, dia berpendapat bahwa calon hakim Mahkamah Agung yang dicalonkan Trump, Amy Coney Barrett dapat membalikkan Roe. v. Wade (keputusan penting dari MA AS) yang tidak akan disetujui oleh Harris. "Tidak ada masalah lain yang begitu merendahkan dan mencemarkan karya kehidupan Hakim Ginsburg, kemudian membatalkan keputusan penting dalam sejarah pengadilan yang membuatnya menjadi jelas, seorang wanita memiliki hak untuk membuat keputusan tentang tubuhnya sendiri," ujar Harris dalam pidato sambutannya di North Carolina pada September lalu seperti dikutip dari ABC News.

TOKOH DUNIA UCAPKAN SELAMAT, TERMASUK JOKOWI

Kemenangan Biden menjadi Presiden AS ke-46 langsung disambut dunia. Ucapan selamat disampaikan kepada orang nomor satu di negeri Adikuasa itu.

Seperti disampaikan dua mantan presiden AS, Jimmy Carter dan Bill Clinton. Mereka mengucapkan selamat atas kemenangan Presiden Terpilih AS Joe Biden.

Clinton mengucapkan selamat ke Biden melalui cuitan di akun resmi Twitter miliknya. Menurut Clinton dengan kemenangan Biden akan membawa persatuan di AS. "Dengan terpilihnya Biden, dia akan melayani dan mempersatukan kita semua," cuit Clinton.

Clinton menilai kemenangan Biden menunjukkan bahwa demokrasi telah menang. "Amerika telah berbicara dan demokrasi telah menang. Sekarang kita memiliki seorang Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih yang akan melayani kita semua dan membawa kita semua bersama-sama. Selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris atas kemenangan penting Anda!" kata Clinton.

Selain Clinton, Carter pun memberikan ucapan selamatnya kepada Biden dan Kamala Harris. Dia mengatakan dia menantikan perubahan positif yang akan mereka bawa "Rosalynn bergabung dengan saya untuk memberi selamat kepada teman-teman kami Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih Kamala Harris. Kami bangga dengan kampanye mereka yang berjalan dengan baik dan berharap untuk melihat perubahan positif yang mereka bawa ke negara kami." ucap Carter.

Hal senada dikatakan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi).  Dia mengucapkan selamat atas kemenangan Joe Biden dan Kamala Harris di pilpres AS 2020. Melalui akun Instagramnya, pria yang akrab disapa Jokowi ini memamerkan foto saat bersama Biden. "Selamat terhangat saya untuk Joe Biden dan Kamala Harris atas pemilihan bersejarah Anda. Hasil yang sangat besar adalah refleksi dari harapan yang ditempatkan pada demokrasi," tulisnya.

Jokowi mengungkapkan dirinya menantikan kerjasama bilateral yang kuat antara Indonesia-AS. "Saya menantikan untuk bekerjasama dengan Anda dalam memperkuat kemitraan strategis Indonesia-AS dan mendorong kerjasama kita di bidang ekonomi, demokrasi dan multilateralisme untuk kepentingan kedua bangsa dan seterusnya," imbuhnya.

Selain Jokowi, sejumlah ppemimpin dunia ramai-ramai menyampaikan ucapan selamat kepada Joe Biden yang baru saja terpilih menjadi Presiden ke-46 AS itu. Ucapan selamat mengalir dari Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, Kanselir Jerman Angela Merkel, hingga PM Inggris Boris Johnson yang dikenal dekat dengan Presiden Donald Trump.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (8/11/2020), PM Trudeau mengucapkan selamat kepada Biden dan wakilnya, Kamala Harris, atas kemenangan dalam pilpres tahun ini. Dia berharap hubungan AS dan Kanada akan semakin erat di bawah kepemimpinan Biden nantinya.

"Atas nama pemerintah Kanada, saya mengucapkan selamat kepada Joe Biden dan Kamala Harris atas terpilihnya mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Amerika Serikat. Kanada dan Amerika Serikat menikmati hubungan luar biasa -- yang unik di panggung dunia," ucap PM Trudeau.

"Saya menantikan untuk bekerja dengan Presiden terpilih Biden, Wakil Presiden terpilih Harris, pemerintahan mereka dan Kongres Amerika Serikat saat kita mengatasi tantangan terbesar dunia bersama-sama," cetusnya.

Kanselir Jerman, Angela Merkel juga ikut menyelamati Biden. "Saya menantikan kerja sama di masa mendatang dengan Presiden Biden. Persahabatan lintas-atlantik kita tidak tergantikan jika kita ingin menguasai tantangan terbesar pada era kita," ucap Merkel.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, dalam ucapan selamatnya juga mengajak Biden dan Harris untuk bekerja bersama menghadapi tantangan dunia. "Rakyat Amerika telah memilih Presiden mereka. Selamat @JoeBiden dan @KamalaHarris! Kita memiliki banyak tantangan untuk diatasi. Mari bekerja bersama!" cetus Macron.

PM Inggris, Boris Johnson, menyelamati Biden atas kemenangannya dan menyebut AS sebagai sekutu paling penting. Johnson diketahui menjalin hubungan baik dengan Trump selama masa kepresidenannya dalam empat tahun terakhir. "Selamat kepada Joe Biden atas terpilihnya dia sebagai Presiden Amerika Serikat dan kepada Kamala Harris atas pencapaian bersejarahnya," ucap Johnson.

"AS merupakan sekutu paling penting kita dan saya menantikan bekerja secara erat bersama menghadapi prioritas bersama kita, dari isu perubahan iklim hingga perdagangan dan keamanan," imbuhnya.(detik/cnn)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting