Asian Games Indonesia Persatukan Korsel-Korut


Suasana haru menyelimuti pelaksanaan Asian Games di Indonesia. Sekitar 90 keluarga dari Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) dipertemukan. Ini adalah reuni pertama dalam tiga tahun terakhir bagi keluarga-keluarga yang terpisahkan oleh Perang Korea saat pecah enam dekade lalu. Pelukan dan tangisan mewarnai pertemuan dramatis itu. 

Seperti dilansir Reuters, Senin (20/8), reuni ini akan digelar singkat untuk tiga hari ke depan, di resor wisata Korut di kawasan Gunung Kumgang, mulai Senin (20/8) waktu setempat. Digelarnya reuni langka ini merupakan imbas dari mencairnya hubungan kedua Korea beberapa waktu setempat. Pemimpin Korut Kim Jong-Un dan Presiden Korsel Moon Jae-In menyepakati reuni warga Korut dan Korsel ini dalam pertemuan pada April lalu.

Sekitar 330 warga Korsel dari 89 keluarga, yang kebanyakan duduk di kursi roda, memeluk 185 anggota keluarga mereka dari Korut yang terpisah sejak lama. Tangis bahagia dan rasa tidak percaya menyelimuti mereka.

Beberapa orang berjuang untuk mengenali keluarga mereka yang sudah tidak mereka temui selama sekitar 65 tahun terakhir. "Bagaimana kamu bisa sudah tua?" tanya Kim Dal-In (92) kepada adik perempuannya, Yu Dok (85), saat keduanya bertemu dalam reuni keluarga ini.

"Saya hidup selama ini untuk bertemu dirimu," jawab Yu Dok sambil menyeka air mata, sembari dia memegang erat foto kakak laki-lakinya semasa muda.

Kakak beradik, Kim Gyong-Sil (72) dan Gyong Yong (71) yang sama-sama memakai pakaian tradisional Korea, Hanbok, berdiri cemas sambil menatap pintu masuk resor wisata itu saat menunggu ibunda mereka, Han Shin-Ja (99). Ketiganya tidak bisa berkata-kata selama beberapa menit saat bertemu. Hanya terdengar isak tangis yang diwarnai usapan di pipi juga tangan.

"Ketika saya kabur dari rumah saat perang...," ucap Han sembari terisak hingga tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

Para keluarga yang terpisah ini merupakan korban perang yang diakhiri dengan kesepakatan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, pada tahun 1953 silam. Hubungan Korsel dan Korut yang pasang-surut menjadikan reuni keluarga korban perang susah digelar secara rutin.

Lebih dari 57 ribu korban selamat dari Korsel telah mendaftarkan diri untuk mengikuti program reuni keluarga. Selama bertahun-tahun, Korsel menyerukan agar reuni semacam ini digelar rutin, termasuk menggunakan video konferensi.

Presiden Moon sendiri yang juga memiliki keluarga yang terpisah di Korut, mengharapkan agar reuni keluarga seperti ini terus ditingkatkan, bahkan termasuk aksi bergantian saling mengunjungi juga saling bertukar surat.

"Sungguh memalukan bagi pemerintahan kedua negara bahwa banyak keluarga yang telah meninggal dunia tanpa mengetahui apakah kerabat mereka yang hilang masih hidup atau tidak," ucapnya.

"Memperluas dan meningkatkan reuni keluarga menjadi prioritas utama," tegas Moon. (dtc)

 

 

 


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting