Ribuan Pemilih di Kota Manado ‘Hilang’


KABAR mengejutkan kembali menyembul dari Kota Manado. Jelang iven pesta demokrasi serentak tahun 2019, jumlah pemilih di jantung ibukota Nyiur Melambai, mengalami penurunan drastis. Itu dinilai akan berdampak pada perolehan suara kandidat di pemilihan legislatif (Pileg) hingga pemilihan presiden (Pilpres).

Hal tersebut diakui Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Manado Sunday Rompas, setelah menghadiri rapat pleno Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) ke Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Utara (Sulut), Sabtu (18/8) pekan lalu.

"Faktor penyebabnya di E-KTP (KTP Elektronik). Kalau di 2014 lalu, sepertinya bergantung pada domisili dimana banyak warga mencoblos tak memiliki kartu identitas sebagai warga Manado," terang Rompas, saat dikonfirmasi, Minggu (19/8) kemarin.

Lanjut dia, jumlah pemilih di Kota Manado setelah DPT mencapai 345.406. Dengan rincian, pemilih laki-laki 170.678 dan pemilih perempuan 174.728. Jumlah tersebut berbeda jauh dengan pemilih di tahun 2014 yang mencapai 365.580. "Berbeda lagi ketika pelaksanaan Pilwako (Pemilihan Walikota). Saat Pilwako mencapai angka 366.580," urainya.

Hilangnya puluhan ribu suara setelah secara teknis diperiksa kembali oleh pihak KPU.

Meski begitu, kata Rompas, untuk jumlah Tempat Pemilihan Suara (TPS) mengalami kenaikan drastis.  Pada Pemilu 2014 lalu, Kota Manado hanya mengoleksi sekira 811 TPS. Namun, pada tahun 2019 melonjak mencapai 1328 TPS.

Kenaikkan mencolok ini dikarenakan faktor pembagian pemilih, meski jumlah kelurahan tidak mengalami perubahan. "Untuk sekarang, setiap TPS sudah dilakukan pembatasan. Dimana satu TPS hanya boleh untuk 300 pemilih saja," ungkapnya.

Data yang dihimpun media ini, untuk pemilihan tahun 2014 lalu, dari jumlah 811 TPS, pemilih kaki-laki sekitar 181.418 dan perempuan 184.162.(devy kumaat)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting