Ini Makna Lukisan "Penjaga Garda Peradaban" Karya Alfrits Oroh




Manado, MS

Ada pesan di balik lukisan berjudul "Penjaga Garda Peradaban" karya Alfrits Oroh. Salah satu perupa Sulawesi Utara (Sulut) ini mencoba menggambarkan kondisi sekarang ini ketika tradisi berada dalam keterancaman.

Lukisan itu dipajang pada pameran seni rupa di UPTD Taman Budaya  dan Museum Provinsi Sulut yang dimulai tanggal 28 Oktober hingga 6 November 2022. Oroh menggambar seorang "Waraney" Minahasa yang memakai pakaian Kawasaran dan memegang Santi atau pedang. Disekelilingnya ada burung Manguni. Lukisan itu berukuran 100 x 100 cm dengan media cet akrilik di atas kanvas. 

Arti lukisan itu menurut Alfrtis ialah upaya hakiki manusia lebih khusus generasi muda Minahasa untuk menyatakan dirinya di era tanpa batas ini. Dimana daya hidup manusia sedang digerogoti oleh segala kuasa yang meniadakan keberadaan setiap manusia. 
"Ketika tradisi menjadi ancaman akan kurangnya minat/kecintaan oleh karena pengaruh budaya asing yang lebih mereka kenal," ujar Oroh, Rabu (2/11). 

Maka dari itu baginya, dibutuhkan keberanian untuk menjaga dan melestarikan tradisi budaya sebagai benteng pertahanan untuk dikembangkan. "Karena menjaga budaya, adalah juga menjaga kelangsungan hidup," tuturnya. 

Ia menambahkan, bersyukur karena berkesempatan dipercaya menjadi panitia pengarah dalam pameran ini. Bagi Oroh, setiap ide dan gagasan adalah buah pemikiran yang harus terus dipelihara menjadi sebuah motivasi yang nantinya bisa jadi inspirasi bagi banyak orang. Makanya dari itu menurutnya, adalah tugas setiap pribadi yang diberikan hikmat untuk berbagi bakat menjadi berkat, mengolah segala potensi dan kompetensi. "Demi terwujudnya apresiasi yang sungguh bagi pemanfaatan kreasi yang berdaya guna," kata Ken panggilan akrab Alfrits Oroh sebagai General Manager Kreo Project yang menjadi salah satu sponsor pameran juga menjadi peserta yang menghadirkan karya lukisan dalam kegiatan ini. (arfin tompodung)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting