Foto: Olly Dondokambey
Ekspor Digenjot, Devisa Sulut Tembus Rp11,77 Triliun
Gairah ekonomi di Sulawesi Utara (Sulut) terus memuncak meski di masa pandemi Covid-19. Itu berkat terobosan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) yang terus menggenjot nilai ekspor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Januari-September 2021, total devisa yang dihasilkan dari ekspor Sulut mencapai USD 818,43 juta atau sekira Rp11,77 triliun.
Kepala Bidang Perdagangan Luar
Negeri (Daglu) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi
Sulut, Darwin Muksin mengatakan, peningkatan eskpor berjalan baik karena
kuatnya sinergi dan kerja sama dengan pemerintah pusat, pemda kabupaten/kota
dan stakeholder terkait. “Ini yang selalu diingatkan Bapak Gubernur Olly
Dondokambey untuk kita memperkuat sinergi dan koordinasi dalam menjalankan
program kerja supaya hasilnya maksimal,” ungkap Darwin, Senin (8/11).
Ia menjelaskan, hebatnya sinergi
Pemprov Sulut dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag), Balai Karantina
Pertanian Manado, pemda kabupaten/kota dan eksportir, berdampak baik dalam
mendorong peningkatan ekspor komoditas andalan Sulut.
“Yah, banyak pihak terlibat bersama
untuk memacu ekspor Sulut ke luar negeri. Hasilnya juga bisa kita lihat bersama
pada peningkatan nilai ekspor sendiri,” tuturnya.
Darwin menyebut, pihaknya terus
mendukung para eksportir dalam meningkatkan ekspor. “Kita tidak macam-macam,
kita bantu mereka tanpa minta ini dan itu. Kalau mereka ingin mengurus
administrasi, kita percepat bahkan kita bantu koordinasi dengan pihak terkait
lainnya. Ini supaya para eksportir bisa terbantu,” terangnya.
Ia menilai, peningkatan nilai
ekspor komoditas pertanian Sulut seperti kelapa dan turunannya, karena pasar
dunia sangat meminati dari pada pasar lokal. “Nilai jualnya juga jadi lebih
tinggi. Tentu ini akan menguntungkan dan dapat meningkatkan perekonomian
daerah,” tuturnya.
Darwin mengakui, Gubernur Olly
Dondokambey terus berupaya menggenjot peningkatan ekspor komoditas Sulut ke
luar negeri. Seperti halnya direct call ekspor perikanan Sulut dari Manado ke
Jepang melalui Maskapai Garuda Indonesia.
“Itu ada kuotanya, seperti harus
setiap pengiriman dengan jumlah 5 ton. Nah, kalau eksportir tidak mencukupi,
maka Pemprov Sulut akan membantu subsidi supaya ekspor-nya bisa berjalan. Ini
merupakan kebijakan dari Bapak Gubernur Olly Dondokambey dalam mencari
solusinya,” papar Darwin.
Sekedar diketahui, dari data
Kementerian Pertanian yang tercatat pada sistem IQFAST di Karantina Pertanian
Manado, produk pertanian unggulan ekspor asal Sulut berupa kelapa dan produk
turunannya seperti Kopra, Bungkil Kelapa, Minyak Kelapa, Kelapa Parut, Santan
Kelapa, Air Kelapa, Serabut Kelapa dan Cocopeat.
Selain itu, pala dan turunannya
berupa Pala Biji, Bunga Pala (Fully), Kulit/Cangkang Pala, Daging Pala, dan
Pala Bubuk. Adapun negara tujuan negara ekspornya adalah India, Cina, Amerika
Serikat, Jerman, Belanda, Australia, Selandia Baru, Polandia, Turki, Rusia,
Hong Kong, Italia, Jepang, Irak, Perancis, Inggris, Korea Selatan, Vietnam,
Thailand.
Kepala Karantina Pertanian Manado,
Donni Muksyadayan Saragih menyampaikan bahwa data fasilitasi ekspor komoditas
pertanian di wilayah kerjanya meningkat sebesar Rp3,9 triliun pada semester
I/2021 dibandingkan periode sama tahun lalu (YoY). Donni juga mencatat bahwa
dalam satu tahun terakhir ini sudah bertambah sekira 55 produk ekspor baru dan
bertambah 16 eksportir baru dari Sulut.
“Beberapa komoditas baru dari Sulut
dalam satu terakhir ini adalah tanaman hias yang sudah diekspor ke 16 negara,
air kelapa ke 2 negara, bahkan ada ekspor baru dari Indonesia asal Sulut yaitu
Stevia rebaudiana yang dikirim ke Korea selatan yang ke depan dapat menjadi
salah satu komoditas ekspor unggulan baru,” jelasnya.
“Sinergi yang terbangun baik dan
kemudahan fasilitas serta dukungan besar dari Gubernur beserta jajaran dinas
diharapkan dapat terus meningkatkan ekonomi Sulut dari sektor pertanian,”
tandasnya. (sonny dinar)
Komentar