Petani Gugat Harga Cengkih, Deprov Sulut ‘Ditantang’


 

Manado, MS

 

Keluh petani cengkih kembali tersaji. Turunnya harga komoditi andalan warga Nyiur Melambai jadi pemantik. Lagi, aspirasi petani ‘menerjang’ Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut).

 

Itu terjadi pada Jumat (2/10). Sejumlah petani cengkih mendatangi kantor DPRD Sulut, dalam upaya membawa aspirasi agar harga cengkih kembali seperti awal. Kedatangan mereka diterima, Anggota Komisi IV DPRD Sulut, Fanny Legoh dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

 

Para petani menuntut agar harga cengkih bisa stabil. Apalagi di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) seperti sekarang ini, mereka sangat kesulitan. Adanya penurunan harga cengkih telah berdampak di segala lini dalam kehidupan mereka. "Contohnya, sekarang para pemetik harus dibayar 5 ribu per liter sedangkan harga cengkih mentah hanya sebesar 8 ribu di pasaran. Harga cengkih kering pun tidak ada perkembangan yang signifikan, dimana saat ini pembelian cengkih di harga 55 ribu per kilogram. Tentunya ini sangat merugikan petani. Kiranya Anggota DPRD Sulut dapat memberikan solusi terkait hal ini,” ungkapnya.

 

Menanggapi keluhan para petani, anggota dewan Fanny Legoh mengatakan, memang sekarang ini banyak faktor yang mempengaruhi turunnya harga cengkih. Salah satunya produksi cengkih Sulut berada di urutan ke-8 yang baginya ini sangat berpengaruh. “Hal ini memang bukan persoalan dari pemerintah daerah, pemerintah itu hanya pemegang regulasi. Hukum pasar memang seperti itu, bisa naik dan bisa turun," ungkap wakil rakyat daerah pemilihan Minahasa-Tomohon ini.

 

Dirinya mencontohkan seperti yang ada di negara Madagaskar. Menurutnya, harga cengkih di sana lebih murah. "Tapi terlepas dari itu, tentunya kita harus berpegang pada sila ke-5 keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pemerintah daerah pun pastinya tengah berjuang agar harga cengkih di Sulut kembali normal,” kuncinya.(arfin tompodung)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting