LAWAN COVID-19, JOKOWI RANGKUL AMERIKA CS


Jakarta, MS

Gerak pemerintah Indonesia melawan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) meluas. Untuk melepas jerat wabah ini, terobosan global ditempu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Rusia, Jepang, Singapura hingga Australia, dirangkul.

Langkah Jokowi itu untuk membangun kekuatan besar menghadapi COVID-19. Pasalnya, banyak negara termasuk Indonesia sementara ‘sekarat’ digerogoti pandemi virus SARS-CoV-2. Aksi gotong royong ini diharapkan mampu meredam ‘kedigdayaan’ COVID-19.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku, sudah berbicara dengan sejumlah pemimpin dunia terkait wabah COVID-19. Jokowi menyebut virus Corona harus dihadapi bersama-sama. "Wabah COVID-19 sudah menghantam hampir semua negara di dunia. Virus ini tidak mengenal kewarganegaraan, batas wilayah, suku, ras, dan agama. Siapa pun bisa terkena virus ini," kata Jokowi seperti diunggah di Instagramnya, Selasa (28/4).

"Itulah sebabnya, kita tak mungkin menangani COVID-19 ini sendirian. Kita harus bergandeng tangan dengan seluruh warga dunia," imbuh Jokowi.

Mantan Walikota Solo itu mengatakan, dia sudah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump hingga Presiden Rusia Vladimir Putin membahas Corona. "Karena itulah, saya telah berbicara secara langsung dengan banyak pemimpin dunia lainnya, di antaranya dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden RRT Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Australia Scott Morrison," beber Jokowi.

Obrolan dengan para pemimpin dunia itu amat positif. Jokowi menyebut pemimpin dunia kompak saling membantu dalam menangani Corona. "Pembicaraan-pembicaraan tersebut membesarkan hati. Di antara para pemimpin dunia ada semangat solidaritas antarbangsa untuk saling mendukung dan saling membantu," sebut Jokowi.

Untuk diketahui, jumlah total positif COVID-19 di Indonesia hingga Selasa (28/4) mencapai 9.551. Sekitar 1.245 orang sembuh dan meninggal dunia 773 orang.  Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) 213.644 orang dan pasien dalam pemantauan (PDP) 20.428 pasien. Semua kasus terkait COVID-19 tersebar di 34 provinsi dan 297 kabupaten dan kota.

JOKOWI-TRUMP KOALISI

Agresi Presiden Jokowi menumpas COVID-19, kian masif. Guna percepatan penanganan pandemi ini, Presiden Jokowi dan Presiden AS Donald Trump bersepakat menjalin kerjasama. Itu terkait peningkatan pelayanan alat kesehatan untuk penanganan COVID-19.

"Keduanya berbicara melalui sambungan telepon Jumat, 24 April 2020 pukul 20.00 Wib dari Istana Kepresidenan Bogor," tulis siaran tertulis Biro Pers Istana Kepresidenan.

Presiden Jokowi menyampaikan, rasa apresiasi terhadap Presiden Trump atas kerja sama ini. Menurutnya, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah AS sedang sama berupaya memutus mata rantai COVID-19. "Kedua Presiden juga bertukar pikiran mengenai upaya untuk mengatasi kekurangan alat kesehatan dan alat perlindungan bagi tenaga medis, seperti ventilator, APD dan masker, sebagaimana dialami oleh semua negara," jelas siaran pers ini.

Dalam pembicaraan tersebut, Presiden Trump mengatakan upaya negaranya dalam pembuatan ventilator dan akan dikirimnya ke Indonesia apabila sudah siap. "Kerjasama ini akan ditindaklanjuti oleh tim masing-masing negara," terang siaran Biro Pers Istana.

Selain alat kesehatan, Presiden Trump menyampaikan rasa duka atas meninggalnya masyarakat Indonesia akibat COVID-19. Begitu pun Presiden Jokowi yang mengatakan hal senada terhadap apa yang terjadi di AS. Presiden Trump berjanji bila carut marut pandemi COVID-19 sudah mereda, Indonesia akan digandeng untuk bersama menyongsong pemulihan ekonomi dengan memperkuat kemitraan di bidang perdagangan. "Indonesia adalah negara penting bagi Amerika Serikat. Kita harus tingkatkan terus kerja sama kedua negara," ucap Presiden Trump.

Sebelum mengakhiri sambungan tersebut, Presiden Trump juga mengucapkan ungkapan duka cita atas meninggalnya Ibunda Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

UEA BANTU PERALATAN MEDIS

Upaya Jokowi merangkul negara-negara di dunia melawan COVID-19, mulai berbuah positif. Bantuan berupa alat kesehatan mengalir deras. Infrastruktur dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, semakin memadai.

Seperti pada Selasa (28/4), Indonesia menerima bantuan dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) berupa alat-alat kesehatan. Bantuan diserahkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta.

Bantuan yang terdiri dari Alat Pelindung Diri (APD), masker, hand sanitizer dan lainnya senilai Rp 11,5 miliar.  Duta Besar (Dubes) Pemerintah UEA untuk Indonesia, Abdulla Salem Obaid Salem Al Dhaheri menyerahkan secara simbolis bantuan tersebut kepada Sekretaris Utama BNPB Harmensyah yang didampingi perwakilan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri.

Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Achmad Rizal Purnama mengatakan, bantuan ini adalah bukti jalinan persahabatan antara Indonesia dan UEA. Bantuan tersebut bukti bahwa bukan saja kedekatan di tingkat kepala negeri tetapi juga kedua negara. "Kedua, dalam menghadapi masa sulit seperti ini, kolaborasi internasional tetap harus dilakukan. Ini dibuktikan dengan datangnya bantuan dari UEA," katanya di BNPB.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Oscar Primadi menyampaikan, bantuan peralatan kesehatan menunjukkan kepedulian terhadap teman-teman di bidang kesehatan, khususnya yang berada di ujung tombak. "Ini akan menjadikan semangat kami untuk tetap bersama-sama, untuk tetap bersatu menghadapi COVID-19 ini," terangnya.

Pada kesempatan itu, Abdulla Salem menyebut, bantuan dari Pemerintah UEA merupakan bentuk solidaritas dan simpati terhadap masyarakat Indonesia yang sedang berada di masa krisis pandemi virus SARS-CoV-2. Ia juga mendoakan masyarakat Indonesia keluar dari krisis.

Adapun rincian bantuan senilai Rp11,5 miliar tersebut berupa peralatan medis berupa baju APD 100.000 buah, sarung tangan 500.000 pasang, masker 50.000 buah, pelindung sepatu 30.000 dan sanitizer 20.000 botol. Bantuan seberat 20 ton itu tidak hanya mengirimkan bantuan peralatan medis, tetapi Pemerintah UEA juga akan mengangkut pembelian buah dan sayur dari petani Indonesia agar membantu perekonomian lokal dan UMKM di tanah air.

ASA JOKOWI

Segenap potensi negara telah dikerahkan menghadapi wabah Corona. Di tengan ‘peperangan’ melawan COVID-19, ada asa membuncah dari orang nomor satu di tanah air. Kondisi Indonesia akan kembali normal pada bulan Juli.

Asa Jokowi itu disampaikan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo usai rapat terbatas pada Senin (27/4) kemarin.

Doni mengatakan, Jokowi meminta dilakukannya tes virus Corona secara masif pada bulan Juli dan Mei. Selain itu, juga dilakukan pelacakan kontak dekat dan isolasi yang ketat terhadap pasien COVID-19. "Bapak Presiden menegaskan berulang kali tentang pentingnya upaya kita untuk melakukan tes masif pada bulan April dan bulan Mei ini dilanjutkan dengan pelacakan yang agresif serta isolasi yang ketat," kata Doni.

Jokowi, kata Doni, juga meminta agar semua pihak bekerja lebih giat dalam memerangi wabah virus Corona. Dengan harapan, pada bulan Juni nanti kasus virus Corona di Indonesia akan mengalami penurunan yang signifikan. "Bapak Presiden meminta kita semua untuk bisa bekerja lebih keras lagi dan mengajak masyarakat untuk lebih patuh, disiplin, dan aparat supaya lebih tegas agar pada Juni mendatang kita mampu menurunkan kasus COVID di Indonesia," tuturnya.

"Sehingga pada Juli diharapkan kita sudah bisa mulai mengawali hidup normal kembali," imbuh Doni.(detik/merdeka)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting