PENANGANAN BENCANA AMURANG, PUSAT-DAERAH ‘MAPALUS’


Amurang, MS

Pesisir pantai Amurang babak belur. Bencana abrasi yang menghantam Kelurahan Bitung dan Uwuran Satu, Kecamatan Amurang, Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), jadi penyulut. Gerak penanganan terus dipacu.

Langkah cepat ditunjukkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minsel. Menyikapi fenomena alam ini, upaya melobi pihak-pihak berkompeten intens digalang. Misi ‘kilat’ memproteksi wilayah serta masyarakat yang menjadi korban bencana diusung.

Diakui, gumul sebagian masyarakat Minsel ini telah menyita atensi banyak pihak. Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah (Pemda) se-Sulawesi Utara (Sulut) hingga TNI/POLRI, ‘mapalus’ atau gotong royong membantu korban bencana. Pun begitu, sokongan dari pihak swasta.

Dukungan besar itu tidak lepas dari manuver Bupati Franky Donny Wongkar (FDW), Wakil Bupati Pdt Petra Yani Rembang (PYR) bersama Forkopimda Minsel dan jajaran Pemkab Minsel. Selanjutnya, sinergitas yang dibangun Pemkab Minsel bersama Pemprov, Pemda serta pihak-pihak berkompeten lainnya.

“Saya sebagai Bupati Minsel bersama Wakil Bupati serta seluruh jajaran pemerintah dan masyarakat Minsel, berterima kasih kepada semua pihak atas bantuan kemanusiaan bencana alam yang sudah diberikan. Kiranya Tuhan menolong dan memberkati kita sekalian,” ungkap Bupati FDW.

Seperti diketahui, Bupati dan Wakil Bupati PYR memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Penanganan Darurat Bencana Alam Pantai Amurang pada Sabtu (18/6). Agenda tersebut dilanjutkan dengan agenda peninjauan hunian (barak) sementara bagi para pengungsi yang berlokasi di Wilayah Kelurahan Bitung di jalan menuju Desa Kilometer Tiga. Selanjutnya, meninjau posko pengungsian yang berada di Kelurahan Uwuran Dua. Giat ini dilakukan Bupati, Wakil Bupati bersama Anggota DPRD Provinsi Sulut Sandra Rondonuwu, STh SH. Bupati dan rombongan memberikan sosialisasi kepada para masyarakat yang masih berada di lokasi bencana untuk segera mengungsi guna menghindari terjadinya bencana susulan.

Data sementara pemerintah, kerugian  akibat bencana tersebut berupa 20 rumah, 5 conttage, 1 restoran, 10 perahu, 1 jembatan, 1 rumah kopi dan icon ‘Im Amurang’.

 

BNPB TURUN TANGAN

Fenomena alam yang mendera pesisir pantai Boulevard Amurang pada 15 Juni lalu, telah dikonfirmasi sebagai bencana alam skala nasional. Menindaklanjuti itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI), langsung bergegas turun lapangan.

Hal ini dibuktikan dengan kunjungan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, SSos MM di Minsel pada Jumat (17/6). Tidak hanya meninjau lokasi bencana, Letjen TNI Suharyanto juga melihat kondisi para korban bencana yang telah mengungsi di sejumlah posko yang disediakan.

Pada kesempatan itu, Letjen TNI Suharyanto menyerahkan secara simbolis bantuan Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp500 juta kepada pemerintah Kabupaten Minsel yang diterima langsung Bupati FDW.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, bantuan diperuntukkan untuk membantu percepatan penanganan darurat bencana abrasi pantai yang melanda dua kelurahan tersebut. Dia juga memastikan, warga yang kehilangan rumah akibat bencana ini akan direlokasi.

"Kita sudah berkoordinasi dengan BPN dan untuk lahan relokasi sementara disiapkan Kementerian BPN/ATR. Kita juga akan melihat langsung untuk memastikan tahap-tahap penanganan bencana ini berjalan sebagaimana mestinya," katanya.

Lanjut dia, berdasarkan update data sampai saat ini sudah ada 41 rumah yang terbawa air. "Juga dari hasil tinjau lapangan secara langsung, memang kondisinya masih belum aman. Tapi atas kesigapan dari pemerintah daerah aparat TNI-POLRI di sana sudah dijaga mudah-mudahan dalam masa tanggap darurat ini bisa teratasi," ungkapnya.

Terkait penyebab terjadinya bencana, Kepala BNPB mengaku masih sementara diselidiki.

"Jadi kami belum bisa pastikan ya, ini perlu kajian penelitian dari ahli, tapi  dari Kementerian PMK nanti yang akan segera datang ke sini mencari penyebab yang pasti seperti apa," lugasnya.

 

RELOKASI KORBAN BENCANA

Bencana abrasi di pantai Amurang menyulut perhatian pemerintah pusat. Terkini, rencana relokasi bagi korban bencana telah didendangkan. Langkah tersebut untuk melindungi warga dari bencana susulan.

Terkait hal itu, Bupati Franky Donny Wongkar SH (FDW) mengaku, akan melakukan pendekatan kepada masyarakat. "Kita akan lakukan upaya persuasif dengan masyarakat yang terdampak. Artinya harus jalin komunikasi serta perjelas tentang resiko yang akan dialami masyarakat, supaya mereka sadar dan mau mengikuti kemauan pemerintah untuk direlokasi," ungkapnya.

Sebelumnya, Bupati FDW menegaskan, pemerintah segera membangun barak pengungsi atau hunian sementara bagi para korban abrasi pesisir pantai sebagian Kelurahan Uwuran Satu dan Kelurahan Bitung, Kecamatan Amurang yang kehilangan rumahnya. Bupati berharap penyediaan hunian sementara berupa barak bisa memberikan kenyamanan bagi keluarga korban, sembari menunggu proses relokasi hunian baru yang akan dibangun pemerintah pusat bekerjasama dengan Pemkab Minsel.

"Pemkab sudah siapkan lahan untuk dibangun hunian sementara, sambil menunggu proses relokasi tempat hunian yang semi parmanen yang akan disiapkan pemerintah," kata Bupati saat berkunjung ke posko pengungsian di Kelurahan Lewet Amurang, Sabtu (18/6).

Bupati mengakui, pembangunan barak dilakukan agar pengungsi yang tinggal di posko pengungsian karena kehilangan tempat tinggal segera dipindahkan ke barak pengungsian.

Langkah itu dilakukan untuk mempercepat penanganan pengungsi pasca tengelamya sejumlah hunian warga oleh air laut dan amblasnya Jembatan Ranowangko di Pantai Bolevard Amurang.

Bupati berharap masyarakat korban bencana bersedia untuk dipindahkan ke barak pengungsian yang akan dibangun pemkab Minsel untuk sementara waktu.

Masih Bupati FDW, lokasi tempat hunian sementara berada di wilayah kepolisian Kelurahan Bitung, persisnya di ruas jalan menuju Desa Kilometer Tiga. "Bapak dan Ibu akan segera disiapkan tempat tinggal sementara, oleh sebab itu harus siap untuk tinggal di tempat tersebut. Lokasinya tidak jauh dari sini. Hunian ini bersifat sementara, sambil menunggu lokasi tempat tinggal tetap yang akan disiapkan dan rumahnya dibangun. Jadi sekali lagi pemerintah daerah akan menyiapkan tempat hunian sementara yang berbentuk barak dalam waktu dekat ini. Supaya bisa nyaman bersama keluarga," harap Bupati.

Bupati Minsel Franky Wongkar dan Wakil Bupati Petra Rembang juga meminta jajaran perangkat daerah dan instansi terkait, untuk menyiapkan segala sesuatu terkait rencana pembangunan hunian sementara bagi masyarakat yang kehilangan rumahnya akibat bencana abrasi.

Bupati berharap kepada kepala perangkat daerah yang terkait agar bertindak cepat, tepat dan sesuai prosedur untuk melaksanakan segera mungkin pembangunan tempat tinggal sementara bagi masyarakat yang terdampak bencana alam.

 

MAPALUS BANTU KORBAN BENCANA

Bantuan bagi korban bencana abrasi pantai di Amurang, terus berdatangan. Itu dilakukan guna memberikan penguatan bagi warga yang terdampak bencana.

Setelah Pemprov dan sejumlah pemerintah kabupaten dan kota di Sulut, bantuan juga datang dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Sulut, Sabtu (18/6). Sasaran DP3A yakni perempuan dan anak yang terdampak bencana abrasi pantai.

Pertama, sekira 113 paket bantuan untuk perempuan yang isinya berupa sikat gigi, pasta gigi, shampoo, sabun mandi, pembalut, celana dalam, bra tekno, container box. Kedua, sekira 110 paket bantuan spesifik anak berupa sikat gigi, pasta gigi, shampoo, sabun mandi, susu, handuk mandi, tisu basah, pembalut, pampers bayi serta tas ransel.

Bantuan ini diserahkan langsung tim DP3A Daerah Sulut yang diterima Penjabat (Pj) Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Minsel Glady Kawatu.

Kepala DP3A Sulut, dr Kartika Devi Kandouw Tanos menjelaskan, penyaluran bantuan spesifik perempuan dan anak tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian dari Pemprov Sulut dibawa komando Bapak Gubernur Olly Dondokambey melalui Dinas P3AD Provinsi yang gerak cepat memberikan bantuan korban bencana alam di Kabupaten Minsel.

“Jadi bantuan ini memang ini murni pengadaan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Pemprov Sulut. Dan memang bantuan ini kita bagi dua. Pertama bantuan spesifik perempuan sebanyak 113 paket dan kedua adalah bantuan spesifik anak sebanyak 110 paket. Itu sudah langsung kita serahkan ke anak-anak dan perempuan di posko bencana di Kelurahan Lewet. Nanti bantuan ini akan juga dibagikan ke posko bencana di Kelurahan Uwuran II,” katanya.

Devi juga menambahkan, program penyaluran bantuan bagi perempuan dan anak pelintas bencana tersebut telah dilakukan sejak 2021 lalu dan terus berjalan sampai di tahun 2022 ini. “Jadi penyaluran bantuan-bantuan seperti ini sudah mulai kita lakukan sejak 2021 lalu. Ini memang program baru dari DP3A Daerah Sulut. Karena ini bukti keperdulian pemerintah terhadap kaum perempuan dan anak dengan memenuhi hak-hak mereka. Saya harap semua perempuan dan anak tetap kuat dan sabar akan masalah dan bencana ini. Semoga Tuhan memberkati kita semua,” lugasnya.

Sementara itu, Penjabat Sekdakab Minsel Glady Kawatu, mengucapkan terima kasih untuk kepedulian bagi masyarakat Minsel. “Bantuan spesifik ini tentu sangat membantu perempuan dan anak yang terdampak bencana saat ini. Jadi memang secara khusus mewakili Pemkab Minsel mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw serta DP3A dibawa komando dr Kartika Devi Kandouw Tanos yang memang sangat peduli terhadap kita di Minsel,” tutur Kawatu.

Aksi ‘Peduli Amurang’ juga datang dari Pelayanan Siswa Kristen (Pelsis) dan Jaringan Tim Evang (JTE) bersama FPMC Sulawesi Utara (Sulut). Kegiatan ini adalah respon atas keteladanan kepemimpinan pemerintahan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (OD-SK).

"Dimana masyarakat terbuka untuk ikut peduli dalam membantu daerah daerah yang kena bencana sehingga kami salah satu organisasi pelayanan tentu ikut peduli atas terjadinya abrasi pantai yang mengorbankan rumah penduduk di pesisir pantai Amurang," ujar Josua Liow selaku Ketua Pelsis Sulut didampingi Kristen Kaunang sebagai Ketua JTE Sulut.

"Tentunya warga bukan hanya kehilangan tempat tinggal tetapi seluruh kebutuhan primer yang ada terkena bencana. Sehingga ini tentunya berdampak yang sangat luar biasa," imbuhnya.

Ditambahkan Joel Sompie, jiwa sosial dan peduli bencana anak muda di Sulut sangat kuat. Ini pertanda budaya mapalus masih sangat kuat.

"Hal ini dapat kita lihat setelah viral aksi Peduli Amurang direspon banyak kalangan termasuk kami. Untuk itu kami berharap kepedulian ini harus kita jaga dan pelihara. Karena kita berada pada ring of fire atau rentan terjadi bencana," ungkap Joel.

Senada juga disampaikan Kristen Kaunang. "Sebagai anak Tuhan yang beriman maka sudah seharusnya kita ikut bersama-sama mengumuli apa yang menjadi pergumulan masyarakat Amurang yang terkena dampak," tuturnya.

"Kita berdoa bersama agar ancaman bencana terhindar. Untuk itu kita terus mendekatkan diri kepada Tuhan agar kita dilindungi Tuhan. Dan kita berharap agar warga Sulut ikut peduli atas pergumulan keluarga yang terkena dampak lebih khusus adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah harus mendapat perhatian lebih," imbuhnya.(david masengi/sonny dinar)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting