Gorong-Gorong Ring Road Disorot

Diduga Sumber ‘Malapetaka’ Taas dan Tingkulu


Manado, MS

Bencana banjir bandang awal tahun 2021 yang menimpa warga kota Manado, khususnya di kelurahan Taas dan Tingkulu, ditelisik. Warga mencoba mencari tahu biang permasalahan yang menyebabkan wilayah pemukimannya digenangi air  hingga setinggi hampir tiga meter saat bencana lalu. Hasil penyelidikan sementara bermuara ke gorong-gorong di kawasan Ring Road. Gorong-gorong ini diduga kuat jadi sumber ‘malapetaka’ yang menimpa wilayah mereka.

Sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama dari Tingkulu dan Taas melakukan pengecekan di lokasi tersebut. Dari pantauan warga ditemui gorong-gorong dari Ring Road itu, diarahkan ke Kelurahan Tingkulu dan Kelurahan Taas.

"Ada tujuh semuanya (gorong-gorong, red), tiga di atas Tingkulu, kemudian tiga bois besar sama seperti di Tingkulu tapi 1 buah sudah ditutup dari bagian atas Ring Road dan satu gorong-gorong kecil semuanya kering kalau tidak hujan tapi kalau banjir semuanya juga mengalir ke Taas Lingkungan II kemudian bertemu di jembatan kelapa 3 Taas (Lingkungan I)," ungkap Ketua Forum Masyarakat Peduli Bencana di Kelurahan Taas dan Tingkulu Letkol (Purn) Hendrik Darenoh.

"Sama sekali sudah tidak ada keseimbangan antara debit air masuk ke Taas dan daya tampung anak sungai Taas yang besarnya hampir sebesar ukuran 1 bois dibawah Ringroad. Dari 7 bois/gorong-gorong, hanya ada 2 bois yang ada di atas Tingkulu yang tergolong sungai basah karena airnya mengalir terus.

Ini menjadi tanggung jawab kita semua dan Forum akan menyampaikan hal ini kepada DPRD, Pemerintah Kota Manado dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara," tambahnya.

Diketahui, pasca banjir bandang yang menimpa dua Kelurahan yang berbatasan dengan kawasan jalan Ring Road, lewat para tokoh masyarakat dan tokoh agama mendirikan Forum Masyarakat Peduli Bencana yang ada di Kelurahan Taas dan Tingkulu, yang tujuannya untuk menjawab persoalan bencana alam yang selalu terjadi.

Adapun, Sabtu (13/2), masyarakat Kelurahan Taas dan Tingkulu menggelar kerja bakti massal. Aksi ini pun melibatkan seluruh elemen masyarakat, yang turun langsung ke saluran-saluran air. Warga mengangkat sampah dan mengeruk tanah bercampur pasir di sepanjang aliran air atau sungai kecil di Kelurahan Taas dan Tingkulu. Warga juga mengharapkan ada perhatian dari pemerintah. Baik itu Pemerintah Kota maupun Pemerintah Provinsi. Selain itu juga, perhatian diharapkan datang dari para Wakil Rakyat di Dewan Provinsi maupun Dewan Kota. (sonny dinar)


Komentar

Populer Hari ini





Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting