PANDEMI COVID BELIT PENGEMBANGAN KEK BITUNG, ISTANA TURUN TANGAN


 Jakarta, MS

Badai Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang menghantam Tanah Air selama delapan bulan terakhir telah memberi pukulan berat bagi ekonomi negara. Iklim investasi dilaporkan terus memburuk di masa pandemi. Efek corona juga memunculkan sejumlah persoalan pada sendi-sendi penggerak ekonomi wilayah, termasuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung. Teranyar, pihak istana pun harus turun tangan. Strategi pemulihan digedor.

Adapun sejumlah permasalahan yang membelit KEK Bitung di masa pandemi Covid-19 itu diendus Kantor Staf Presiden (KSP). Temuan berbagai permasalahan terungkap saat KSP melakukan verifikasi lapangan untuk menggali lebih dalam progress dan hambatan pengembangan kawasan ini.

“Dari hasil verifikasi lapangan ada beberapa poin yang jadi permasalahan di KEK Bitung. Persoalan yang mendasar seperti dampak terhentinya pembangunan, belum banyaknya investor bisa datang kembali akibat masa pandemi, serta masih perlunya hasil tangkapan dikirim ke Jakarta sebelum diekspor ke negara tujuan,” ungkap Deputi III KSP Panutan S Sulendrakusuma melalui keterangan resmi, Rabu (25/11).

Pihaknya berjanji akan segera menindaklanjuti seluruh temuan permasalahan tersebut, sehingga perkembangan KEK Bitung akan semakin cepat. “Prioritas kita tentunya untuk mendorong peningkatan ekonomi Indonesia yang terdampak Covid-19, jadi motor penggerak ekonomi wilayah seperti KEK ini juga menjadi hal utama yang perlu diperhatikan" tegas Panutan.

 

MOTOR PENGGERAK EKONOMI DAERAH

Persoalan yang membelit KEK Bitung di masa pandemi Covid-19 tidak melunturkan harapan kemajuan ekonomi ke depan. Apalagi KEK Bitung memang menjadi salah satu proyek strategis pemerintah pusat yang dibangun untuk memacu pertumbuhan ekonomi baik di daerah maupun nasional. Kawasan ini bahkan mampu mendongkrak pemulihan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) pada khususnya, bahkan Indonesia secara luas.

Kementerian PPN/Bappenas juga telah mendorong percepatan infrastruktur pendukung yang masuk di dalam KEK Bitung, seperti tol Manado-Bitung yang ditargetkan rampung di 2021, serta Pelabuhan Hub Internasional Bitung dan Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung yang saat ini saling terpadu.

“Kami berharap KEK ini dapat berkontribusi terhadap sektor industri melalui penyerapan tenaga kerja, kegiatan ekspor sebagai sumber devisa negara, dan infrastruktur pendukung seperti jalan tol dan pelabuhan yang dibangun untuk pertumbuhan ekonomi Bitung,” sebut Sekretaris Kementerian PPN/Sekretaris Utama Bappenas, Himawan Hariyoga, saat mengunjungi KEK Bitung,pekan lalu.

Saat ini, pelabuhan Bitung sudah memenuhi standar kedalaman yang memadai untuk layanan internasional, terbukti dari komoditas dan sektor unggulan di Bitung yang menjadi andalan komoditi ekspor, baik sektor perikanan, pertanian, dan industri.

“Kami berharap Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dapat mendukung penuh pengembangan KEK Bitung ini, termasuk di dalamnya Pelabuhan Hub Internasional Bitung dan pelabuhan perikanan samudera karena KEK Bitung dan pelabuhan ini saling terpadu,” tandas Himawan saat itu.

 

OPTIMIS KEK BITUNG MAJU

Kendati diperhadapkan dengan sejumlah kendala di tengah badai pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, namun KEK Bitung mulai memberikan dorongan pada peningkatan ekonomi Sulawesi Utara (Sulut). Sejumlah industri telah beroperasi di wilayah sentra ekonomi Nyiur Melambai ini.

Hal itu diungkap perwakilan PT Membangun Sulut Hebat (MSH) selaku Badan Usaha Pengelola dan Pembangunan KEK Bitung, James Sela. Industri yang dimaksud yakni industri kelapa dan turunannya, perikanan dan turunannya, serta logistik dan energi.

"Sejauh ini sudah ada tiga investor yang telah beroperasi, empat telah sampai pada tahap MoU, dan 35 LOI," kata Sela.

Manuver juga terus dilakukan pihaknya untuk memacu agar investasi kian bergairah. Sela juga menyebut pihaknya telah bekerja sama dengan China Road and Bridge Corporation (CRBC) untuk mempromosikan KEK Bitung. Tak heran pihaknya meyakini kedepan KEK Bitung akan berkembang pesat.

“Memang persoalan pengembangan ekonomi yang mengalami kendala di masa pandemi Covid-19 terjadi di semua negara terdampak, bahkan di negara-negara maju sekalipun. Tapi kami kira ini sifatnya kondisional, dan seiring waktu kita percaya akan sampai pada titik pemulihan. Jadi kita tentunya optimis KEK Bitung akan maju, terlebih dengan dukungan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Sekretaris Dinas Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pemkot Bitung, Julius Talimbekas, menyebut KEK Bitung sangat cocok sebagai pintu gerbang ekonomi ke negara-negara di Asia Pasifik. Itu dikarenakan letak geografis Bitung yang hanya berjarak 44 kilometer dari Manado itu juga punya pelabuhan hub internasional sebagai penghubung bagi perdagangan di kawasan Timur Indonesia.

“KEK Bitung ini akan sangat mendorong untuk distribusi barang serta penunjang logistik di kawasan timur Indonesia,” tandasnya.

Diketahui, sebelum pandemi Covid melanda Indonesia termasuk Sulut, KEK Bitung telah dilirik banyak investor. Bahkan di awal tahun ini, ada sebanyak 42 investor yang telah menyatakan siap dan antri untuk masuk berinvestasi. Sebagian besar dari puluhan investor tersebut berasal dari Cina dengan unggulannya masing-masing sesuai dengan fokus di KEK seperti kelapa dan turunannya, perikanan dan turunannya, farmasi, penyediaan infrastruktur kawasan dan pembangunan dan pengelolaan kawasan.(cnn/tim ms)


Komentar

Populer Hari ini




Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting