KADIN ‘ALL OUT’ BANGKITKAN EKONOMI SULUT


Pukulan keras pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) menghantam segala lini kehidupan bangsa. Kondisi ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) ikut terpuruk. Gerakan bersama untuk terlibat dalam membangkitkan sektor tersebut, kencang didorong Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Utamanya menghentar jazirah Utara Selebes menjadi pintu gerbang asia pasifik.

Sejak memasuki awal tahun 2020, Indonesia telah diperhadapkan dengan masifnya penyebaran Covid-19. Rantai penularan tersebut hingga ke pelosok daerah di Tanah Air. Kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat membuat dunia perniagaan berada di ujung tanduk. Tak terkecuali dengan para pelaku usaha, semuanya turut terdampak.

Dalam merespon kondisi ini para pengusaha di Sulut diajak untuk tidak diam. Apalagi mengeluh tentang apa yang dihadapi bangsa pada saat sekarang. Harusnya ada inovasi dan berkreasi untuk bagaimana meningkatkan ekonomi daerah.

“Karena kalau kita diam, pengusaha diam maka ekonomi daerah tidak akan berjalan dan tidak akan ada mempunyai geliat ekonomi. Oleh karena itu kita yakin teman-teman daerah kabupaten kota maupun provinsi mempunyai kreativitas-kreativitas,” ungkap Ketua Umum (Ketum) Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani dalam sambutannya yang dibacakan Ketua Komisi Tetap Bidang Organisasi Kadin Indonesia, Ali Said, saat mewakili ketum menghadiri Musyawarah Provinsi VII Kadin Sulut yang telah membuahkan hasil lewat terpilihnya Ketua Kadin Sulut yang baru Rio Dondokambey menggantikan Hangky Arther Gerungan (HAG), Selasa (27/10), di Hotel Peninsula Manado.

Para pelaku usaha khususnya Kadin di Sulut diharapkan menjadi pepanjangan dari apa yang menjadi kebijakan pemerintah terkait dengan kondisi ekonomi sekarang ini. Upaya pemerintah untuk membantu pelaku usaha perlu dimanfaatkan dengan baik karena ada banyak keluhan-keluhan datang dari setiap daerah karena dampak pandemi. “Ada keluhan dari yang mempunyai travel, lising, objek pariwisata yang membuat hotel sepi. Relaksasi yang diberikan dari pemerintah bisa dimanfaatkan untuk teman-teman pengusaha yang terdampak covid ini supaya bisa bangkit kembali. Minimal bisa memelihara atau bisa tidak memperhatikan karyawan-karyawannya. Hasil daripada kerja Kadin Indonesia untuk bagaimana membuat kebijakan-kebijakan agar pengusaha-pengusaha daerah bisa berperan aktif untuk mengambil langkah-langkah ini dan bisa membantu sama-sama dengan pemerintah daerah meningkatkan perekonomian daerah,” ungkapnya dalam musyawarah yang mengambil tema, ‘Geostrategis Sulut Sebagai Pintu Gerbang Asia Pasifik Pasca New Normal’ dan sub tema, ‘Optimalisasi kinerja Kadin sebagai mitra strategis pemerintah untuk sukseskan program pembangunan ekonomi, maju dan berdaulat’.

Dirinya berterima kasih kepada pemerintah daerah yang sudah memberikan support dan menaungi Kadin Sulut. Harapannya ke depan, sinergi antara kadin Sulut dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut akan lebih mesra kembali. “Tentunya ini akan memberikan dorongan dan motivasi kepada pengusaha daerah,” pungkasnya seraya berterima kasih kepada Kadin Sulut yang sudah memfasilitasi terlaksananya musyawarah provinsi dengan baik bahkan telah melaksanakan sesuai agenda daripada organisasi.

Dorongan untuk menopang ekonomi Sulut pula datang dari Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Edwin Silangen. Ia mengapresiasi atas rintisan karya pengurus dan anggota Kadin Sulut. Hal itu karena selama ini terus berupaya menjaga eksistensi organisasi serta mendukung pembangunan bangsa dan daerah. “Di tengah-tengah pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara sedang menangani pandemi Covid-19 di daerah, kita boleh bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena Kadin Sulut bisa melaksanakan Musyawarah Provinsi ke-7 di tempat ini,” kata Silangen saat mewakili Pemprov Sulut membawakan sambutan.

Silangen menuturkan, Covid-19 membawa dampak yang sangat besar terhadap perekonomian bangsa, termasuk di daerah Sulut. Ia mengajak semua pihak bersyukur karena Povinsi Sulut dengan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 Triliun untuk mendorong pemulihan ekonomi melalui Bank SulutGo. “Kita mendapat kucuran dana Rp 1 Triliun dari pemerintah pusat untuk menggerakkan ekonomi produktif yang ada di Provinsi Sulut, melalui pinjaman lunak kepada Bank SulutGo. Saya kira ini juga akan bisa dimanfaatkan oleh para pelaku usaha yang ada di Sulut termasuk pelaku usaha yang tergabung dalam kepengurusan dan anggota Kadin Sulut,” terangnya.

Lanjutnya, pemerintah sangat mengapresiasi kiprah dan respon Kadin dalam ikut mensiasati dampak Covid-19. “Mari terus bersinergi dan bersama-sama dengan segenap komponen pembangunan, dalam memulihkan ekonomi daerah dan mendukung program PEN,” jelasnya.

Kondisi ekonomi Sulut yang sempat kritis di masa pandemi ikut pula diakui Ketua Kadin Sulut periode 2015-2020 Hangky Arther Gerungan (HAG). Meski demikian dijelaskannya, ragam upaya telah dilakukan sehingga iklim ekonomi di bumi Nyiur Melambai bisa kembali cerah. “Kita tahu bersama bahwa memasuki awal tahun 2020, dunia dilanda pandemic covid-19 yang telah membuat ekonomi di berbagai negara mengalami kontraksi hebat. Tak terkecuali Indonesia yang tahun 2020 ini dipastikan mengalami resesi setelah pada triwulan II dan trwiwulan III angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dinyatakan negatif. Di Sulut Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi Sulut di triwulan II 2020 terkontraksi -3,89 persen (yoy). Hal ini ukup beralasan karena kebijakan work from home dan tutupnya pusat perbelanjaan memberikan efek domino. Namun sedikit menggembirakan ketika memasuki triwulan III aktivitas ekonomi mulai bergeliat dengan penerapan protokol kesehatan,” jelas Gerungan selaku Ketua Kadin Sulut yang telah dimisionerkan saat musyawarah itu.

Optimisme kembali hadir ketika tol Manado-Bitung sudah diresmikan. Ini memberikan dampak positif bagi kalangan industri karena tol Manado-Bitung bersinggungan dengan area industri di Sulut. Kemudian disampaikannnya, sejak tahun 2016 ketika turis China masuk Sulut memberikan banyak manfaat. Apalagi peningkatan mencapai 600 persen. Hal ini menjadikan Sulut masuk 5 destinasi super prioritas. “Ini memberikan dampak yang sangat signifikan karena pembangunan infrastruktur digenjot oleh pemerintah seperti peleberan jalan, perluasan bandara (bandar udara) oleh pemerintah. Kemudian memacu pihak swasta untuk membangun destinasi wisata sebagai bagian integral dalam rangka menunjang dunia pariwisata di Sulut, industri pun bergeliat ketika ekspor meningkat dan berbagai fasilitas, perhotelan, restoran juga ikut meningkat,” jelasnya.

Tahun 2020 dinilai perlu melakukan desain kembali program-program strategis untuk optimalisasi potensi Sulut. Ini dengan melihat pada situasi dan kondisi pandemi covid-19. Makanya musyawarah provinsi Kadin Sulut tahun 2020 pula diharapkan dapat menyusun pokok-pokok pikiran dan memberikan rekomendasi serta solusi konkrit untuk bersinergi dengan para pemangku kepentingan. “Agar tujuan bersama untuk menjadikan Sulut pintu gerbang asia, meningkatkan kinerja ekspor dan kapasitas dunia industry, mengoptimalkan pariwasata, meningkatkan daya saing umkm dan pemberdayaan petani untuk kesejahteraan semua dapat diwujudkan. Seperti kata dr GSSJ Ratulangi ‘Si tou Timou Tumou Tou’,” urainya.

 

HAG: SULUT SIAP MENJADI GERBANG PASIFIK

Meski masih dalam perang melawan pandemi Covid-19 namun titik terang untuk Sulut menuju gerbang pasifik mulai nampak. Bumi nyiur Melambai dinilai telah siap. Apalagi dengan kegiatan ekspor produk daerah ke luar negeri yang kian didorong belakangan ini.   

Di momen mendekati akhir tahun 2020, tepatnya pada 23 september 2020, hari itu adalah Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi ke-56. Ketika itu ada kado istimewa bagi dunia industri dan seluruh warga Sulut ketika Pemerintah Provinsi Sulut melakukan ‘direct call’ eksport ke Jepang secara perdana. “Ini sekaligus menjadi momentum yang menunjukkan bahwa Sulut sudah sangat siap menjadi gerbang dunia di kawasan asia pasifik, sebuah keyakinan bahwa ke depan dengan berbagai langkah-langkah yang dilakukan pemerintah dan ditunjang dengan semua pihak pasti akan memberikan multiplyer effect bagi Sulawesi Utara tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” tegas Hangky Gerungan.

Keberhasilan ini baginya, tidak terlepas dari sinergitas yang solid antara Pemprov Sulut bersama pemerintah pusat yang sangat menaruh perhatian pada Sulut. Bahkan menetapkan Sulut sebagai lokasi super prioritas pembangunan pariwisata. “Serta sudah merancang begitu banyak proyek-proyek strategis dalam rancangan teknokratik RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara) 2020-2024, ini pun tentu peran dari dunia usaha dan para pemangku kebijakan yang juga Kadin termasuk di dalamnya,” pungkasnya.

Dijelaskannya, Dr Gerungan Samuel Ratulangi sebagai tokoh multidimensional tahun 1937, mengarang  buku Indonesia di pasifik. Ia menuliskan konsep dasar Sulut sebagai pintu gerbang Indonesia di pasifik. “Jadi, ide tentang geoposisi dan geostrategi sudah dibahas sejak 82 tahun lalu, bersama dengan falsafah sitou timou tumou tou. Posisi Sulut di bibir pasifik memberikan akses yang luar biasa sehingga keunggulan komparatif dan kompetitif sudah berada di Sulut,” tuturnya seraya berterima kasih dan apresiasi atas kerjasama dan dukungan dari seluruh dewan pengurus kadin Sulut masa bakti 2015-2020.

 

RIO DONDOKAMBEY KOMITMEN LANJUTKAN PERJUANGAN

Nahkoda Kadin Provinsi Sulut pun berganti. Tongkat estafet sebagai ketua dari Hangky Arther Gerungan kini beralih pegangan ke Rio Dondokambey. Target mengangkat ekonomi Sulut pun ditegaskan.  

Rio yang terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Provinsi VII Kadin Provinsi Sulut menyampaikan, pengurus lama yang dimisioner telah menjalankan tugas dengan sebaik mungkin. Dengan adanya pengurus di periode selanjutnya membuktikan organisasi itu selalu eksis. "Sehingga kepengurusan Kadin Sulut di bawah pak Hangky Gerungan sudah melanjutkan tugasnya yakni melanjutkan untuk eksistensi Kadin di Sulut," kata Dondokambey.

Visinya ke depan sebagai Ketua Kadin Sulut akan memperkuat sinergitas dengan pemerintah daerah provinsi Sulut. Ia mengapresiasi, HAG selama menahkodai Kadin Sulut karena membangun hubungan yang baik dengan pemerintah daerah provinsi Sulut. "Bapak HAG sudah memberikan contoh yang luar biasa. Hubungan Kadin selama ini dengan pemerintah provinsi sangat-sangat baik sehingga pengusaha-pengusaha di bawah payung kadin bisa berusaha dengan lebih baik. Saya nantinya akan lebih mempererat hubungan itu," ungkap Rio.

Targetnya dengan membangun sinergitas dengan pemerintah daerah, ekosistem pelaku usaha akan lebih baik. Segala yang diperlukan dalam rangka meningkatkan roda ekonomi akan sangat mudah dicapai. "Kalau ada sinergitas pasti akan lebih mudah dilalui," ujarnya.

Ia mengungkapkan, Kadin ini merupakan organisasi yang menjadi payung dari himpunan pengusaha dan pelaku usaha. Pelaku usaha itu berperan penting dalam menggerakkan roda ekonomi yang nantinya menjadi motor bersama pemerintah daerah menjalankan program-program yang menyejahterakan rakyat. "Menjadi pelaku usaha itu adalah hal yamg mulia. Sehingga musyawarah ini adalah musyawarah yang mulia," urainya.

Dirinya sebagai kaum milenial pula ke depan akan mengakomodir usaha berbasis teknologi. Sekarang ini industri dikuasai Negara Cina dan Amerika. Keunggulan keduanya karena memegang kunci teknologi. Makanya perlu untuk dikembangkan. "Bahkan menurut Jokowi (Joko Widodo) sudah menuju ke 5.0 industri. Kita harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman tapi tentunya bukan suatu kepengurusan kadin yang bergerak tanpa pengalaman," paparnya seraya mengajak Kadin kabupaten kota se-Sulut agar bersinergi dengan pemerintah dan ciptakan kadin yang lebih baik untuk pengembangan ekonomi.

Baginya Sulut lokasi yang sangat strategis karena berada di pintu pasifik maka jangan disia-siakan. Ini bisa dicapai, apalagi Sulut memiliki pemerintah yang support terhadap pelaku usaha. Sebagai sesama pelaku usaha, dirinya berharap semuanya jangan hanya berusaha untuk kepentingan diri sendiri, melainkan bisa menghasilkan nilai positif bagi masyarakat, bagi daerah dan saudara-saudara yang ada di Sulut. "Dunia usaha dan bisnis itu roda dari ekonomi daerah. Kita tidak bisa menjalankan ekonomi tanpa pelaku usaha. Kalau pelaku usaha kita tidak bergerak," kuncinya. (arfin tompodung/sonny dinar)


Komentar

Populer Hari ini



Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting