Warga Bantik Kenang Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi di Momen FSBB, Wawali Manado dan Sekprov Turut Hadir
Manado, MS
Peringatan akan Pahlawan Nasional Robert Wolter Mongisidi ke-76 di kelahirannya dibalut pula dalam Festival Seni Budaya Bantik (FSBB).
Termasuk mengenang gugurnya sang pahlawan ke-78 itu yang dilangsungkan di Lapangan Sparta Tikala, Jumat (5/9/25).
Walikota Manado Andrei Angouw diwakili Wakil Walikota (Wawali) dr Richard Sualang berkesempatan hadir.
Lewat sambutannya mengatakan, agenda seperti ini didukung Pemkot Manado sepenuhnya.
"Walikota Manado Andrei Angouw dan Pemkot Manado mengapresiasi setinggi-tingginya ke seluruh warga Bantik yang terus menjaga seni budaya, sekaligus memelihara nilai perjuangan pahlawan nasional ini," katanya.
Menurutnya, Robert Wolter Monginsidi adalah Pahlawan Nasional sebagai anak suku Bantik.
Kepahlawanannya diharapkan tetap tertanam di hati warga Bantik juga menjadi semangat generasi muda Sulawesi Utara dalam membangun bangsa.
"Terdapat semangat dalam perjuangan Robert W Monginsidi yang setia dan melekat karena keberaniannya, solidaritas, dan cinta tanah air," ujar Sualang yang berdomisili di wilayah banyak Suku Bantik, di Malalayang.
Dalam perjalanan FSBB, diperagakan sejumlah tarian khas mereka dengan gambaran semangat perjuangan Robert Wolter Mongisidi.
Termasuk aksi dari TNI dan Polri beladiri yang memukau masyarakat Manado yang hadir di FSSB tahun ini.
Turut pula dibacakan, perjalanan hidup "Bote" sapaan sang pahlawan oleh keluarga.
Dimana, di paling akhir cerita dikisahkan dirinya harus tertangkap lantas berhadapan dengan regu tembak.
Bacaan terakhir kisahnya, sangat terkenal bagi seluruh Indonesia, yakni "Setia Hingga Akhir di Dalam Keyakinan” sekaligus kata-kata terakhir yang diselipkan Robert Wolter Mongisidi di dalam Alkitab.
Kemudian dieksekusi dengan ditembak, 5 September 1949 di usia muda, yakni 24 tahun.
Robert Wolter Mongisidi gugur dan dikenang bangsa Indonesia sebagai pejuang kemerdekaan yang menentang penuh penjajahan di Indonesia.
Pun, saat berlangsungnya FSSB, hadir saudara kandung Robert W Mongisidi, Margaretha Mongisidi dan Letkol (Purn) Robby Mongisidi yang membacakan penggalan kalimat kasih kakaknya.
Sementara itu, Ketua Panitia Juvani Mongan didampingi Sekretaris Nova Tangkudung dan pengurus adat Suku Bantik Michael Kalonio menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk melestarikan seni budaya serta memperkuat jati diri anak suku Bantik.
“Panitia bermaksud mewujudkan karakter budaya dan adat istiadat anak suku Bantik sebagaimana nilai-nilai perjuangan Pahlawan Nasional Robert Walter Monginsidi. Tujuannya membina komunikasi anak suku Bantik dengan masyarakat lainnya, sekaligus melestarikan seni budaya melalui pagelaran ini,” tuturnya.
Menurutnya, terdapat falsafah hidup masyarakat Bantik, yakni "Hinggilidang, Hintakinang, Hintalrunang- tiga nilai moral turun-temurun yang mengajarkan kasih, solidaritas, dan pengorbanan.
“Nilai-nilai ini menjadi pegangan hidup masyarakat Bantik, bahkan menjadi roh perjuangan Robert Wolter Monginsidi yang kami angkat sebagai tema festival,” jelasnya.
Tampak hadir mewakili Gubernur Sulut Mayjen (Purn) Yulius Selvanus SE adalah Sekretaris Provinsi Sulut Tahlis Gallang yang juga keturunan Suku Bantik.
Para pejabat Pemkot Manado diantaranya, Kaban Kesbangpol Sony Takumansang, Kasat Pol PP Manado Novly Siwi, Camat Malalayang, Camat Wenang dan Camat Tikala.
Serta Forkompimda Manado dan Sulut.
Diketahui, FSSB sendiri berlangsung pula dengan atraksi budaya dari 11 Suku Bantik di Sulut. (DevyKumaat)













































Komentar