Foto: Jenny Karouw.
Sektor Kesehatan dan Infrastruktur Dominasi Dana PEN Sulut
Gerak penanganan kesehatan dan peningkatan infrastruktur
di Sulawesi Utara (Sulut) jadi program kerja prioritas Gubernur Olly
Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) tahun ini. Indikator itu
nampak dalam alokasi dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Sulut, dimana
anggaran untuk dua pos tersebut mendominasi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Sulut Jenny Karouw mengatakan dana pinjaman PEN tersebut dipergunakan dalam
beberapa pos. Yang intinya untuk perputaran ekonomi di daerah.
“Memang itu (dana PEN, red) pertama diperuntukan
penanganan kesehatan. Makanya ada banyak dibuat untuk melengkapi keperluan
infrastruktur penanganan kesehatan. Jadi ada peralatan disiapkan di rumah
sakit. Ada lab termasuk pembangunan fisik,” kata Karouw, Rabu (1/9).
Pembangunan sarana dan prasarana di sektor kesehatan
tersebut dilakukan sebab Gubernur Olly memang mendorong Sulut sebagai pusat
pelayanan kesehatan di Indonesia Timur. “Pak gubernur ingin pelayanan seperti
di Penang. Pastinya secara representatif. Bukan hanya di Kota Manado tapi di
kabupaten/kota juga. Pelayanan lebih secara profesional,” terangnya.
Selain itu, dana pinjaman PEN ini juga digunakan untuk
pembangunan infrastruktur, terutama jalan. “Ini dibuat untuk membuka
pusat-pusat ekonomi di daerah termasuk pusat produktif agar arus barang dan
jasa semakin lancar,” jelasnya.
Diterangkannya, dengan lancarnya proses
pendistribusian baik barang maupun barang, maka berdampak pada inflasi di
daerah. “Kan inflasi untuk Sulut dinilai di Kota Manado dan satunya lagi di
Kota Kotamobagu. Nah, kalau diperhatikan di Manado inflasi di Kotamobagu
deflasi. Kalau begini ada data kontradiktif. Berarti terjadi masalah arus
barang dan jasa tak lancar,” ungkapnya.
Tak hanya itu, sasaran lainnya menggunakan dana PEN
tersebut untuk pengerjaan bersifat padat karya. “Dengan memanfaatkan tenaga
kerja lokal. Supaya dapat menyerap masyarakat sekitar termasuk yang sedang
menganggur,” terang mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut
ini.
Karouw juga menambahkan dalam pinjaman PEN akan digunakan
untuk pengadaan lampu di jalan-jalan strategis. Serta tak ketinggalan dana itu
dipergunakan untuk pembangunan di sektor pendidikan.
“Semuanya dipergunakan tepat sasaran. Jadi, dimasukan
untuk pergerakan ekonomi di daerah. Biar PPKM, pandemi tapi ada perputaran
ekonomi. Karena uang yang berputar menunjukan adanya aktivitas ekonomi bahwa
provinsi ini tidak diam ada aktivitas pembangunan,” pungkasnya.
Adapun Pemprov Sulut dipercayakan mengelola dana sebesar
Rp552 miliar untuk tahun 2021 ini. Dana tersebut merupakan pinjaman dari
pemerintah pusat terkait dengan dan PEN. Ini adalah yang kedua kalinya. Tahun
2020 silam, Pemprov Sulut telah menerima dana PEN sebesar Rp723 miliar. Dana
ini diketahui bersifat pinjaman, artinya akan dikembalikan dengan waktu
pengembaliannya selama delapan tahun.(sonny dinar)
Komentar