KASUS COVID-19 MELONJAK, WARGA SULUT JANGAN LENGAH


Jakarta, MS

Corona virus disease 2019 (Covid-19) kembali menebar teror. Tren kasus positif baru yang melesat naik pasca libur lebaran jadi indikator. Pemerintah pun bergerak. Strategi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di semua daerah segera ditempuh.

Gerak penyebaran corona di tanah air dilaporkan mulai melaju sejak beberapa pekan terakhir. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyebut terjadi kenaikan 5,23 persen pasca libur lebaran. Data terbaru itu telah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Senin (24/5).

"Status Covid-19 per 23 Mei, kasus aktifnya adalah 5,32 persen dan ini ada sedikit kenaikan dibandingkan minggu yang lalu," kata Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto.

Airlangga mengatakan kasus harian mengalami tren peningkatan meski tidak signifikan yaitu di kisaran 5 ribu kasus per hari. Sebelum libur lebaran, pergerakan kasus Covid-19 sempat turun di 3.800 sampai 4 ribu. Adapun kasus aktif nasional, meski per tanggal 5 Februari turun minus 47 persen, namun menurut Airlangga, kenaikannya harus tetap diwaspadai.

"Yang perlu diperhatikan adalah dalam siklus 4 sampai 5 minggu kedepan, karena sebagai contoh pada saat liburan Natal dan Tahun Baru kasus tertinggi itu naik pada tanggal 5 Februari. Jadi kita mesti memonitor 4 sampai 5 minggu ke depan," kata Airlangga.

Dari catatan di tingkat provinsi, ia mengatakan 56,4 persen kasus aktif ada di pulau Jawa, dan 21,3 persen di Pulau Sumatera. Adapun daerah yang berkontribusi terhadap 65 persen kasus aktif adalah Jawa Barat, DKI, Papua, Jawa Tengah, dan Riau. "Dari kasus aktif, di Jawa Barat mencapai 31,4 persen sehingga ini menjadi perhatian," kata Airlangga.

Ia pun mengatakan terjadi peningkatan kasus Covid-19 di 10 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Kepri, DKI Jakarta, NTB, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara. Adapun dari provinsi non PPKM Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara.

 

WARGA SULUT DIMINTA PATUHI ANJURAN PEMERINTAH

Di tengah kekhawatiran publik terkait ancaman lonjakan kasus baru covid-19 di Indonesia, publik Nyiur Melambai kembali harus waspada. Meski sejauh ini Sulawesi Utara (Sulut) masuk dalam daerah yang tergolong ‘aman’ terkait lonjakan kasus baru Covid, namun potensi penyebaran tetap harus diantisipasi.

“Intinya kita jangan pernah lengah, karena di saat kita lengah maka penyebaran virus akan terjadi. Masyarakat Sulut harus tetap menerapkan himbauan pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan karena itulah kunci untuk membendung penyebaran Covid,” lugas Juru Bicara Satgas Pengendalian Covid Sulut, dr Steaven Dandel.

Lonjakan kasus baru Covid-19 di Indonesia saat ini diharapkan jadi alarm bagi masyarakat Sulut untuk tetap patuh terhadap aturan-aturan yang disampaikan pemerintah. “Intinya hindari kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang, apalagi kegiatan yang tidak terlalu penting. Apalagi saat ini Sulut telah memberlakukan PPKM skala mikro sejak 18 Mei dan pemerintah berencana untuk memperpanjang guna mencegah terjadinya lonjakan kasus,” imbaunya.

“Intinya harus ada kesadaran diri dari semua masyarakat, dan kita harus belajar dari banyak peristiwa. Apalagi lonjakan kasus di Indonesia saat ini terjadi akibat faktor lengahnya masyarakat, dan akibatnya penyebaran kasus kembali terjadi. Tentu kita harapkan hal itu tidak terjadi di Sulut,” harap Dandel.

 

EFEK LIBUR LEBARAN DAN VARIAN BARU CORONA

Tren kenaikan kasus baru Covid-19 di Indonesia terdeteksi mulai bergerak cepat pasca libur lebaran. Meski ada larangan keras dari pemerintah, dilaporkan ada sebanyak 1,5 juta warga yang ngotot pulang mudik. Dampak mobilitas masyarakat itulah yang mulai terasa pada kenaikan kasus harian Covid-19 saat ini.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, salah satu indikasinya yakni pada empat hari terakhir peningkatan kasus baru Covid-19 mencapai di atas 5.000 kasus secara harian. "Ini menunjukkan bahwa mobilitas yang terjadi pasca (libur) Lebaran itu dampaknya sudah mulai terlihat minggu ini. Dari kalkulasi prediksi yang kita lakukan mungkin akan mencapai peningkatan (kasus) sampai pertengahan minggu yang akan datang," jelas Dante dalam konferensi pers virtual melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/5).

Meski demikian, Dante juga mengingatkan adanya faktor lain yang dapat mendorong terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Yakni temuan mutasi baru varian virus corona yang kini sudah masuk ke Indonesia. Setidaknya, kata Dante, ada tiga varian yang menjadi perhatian pemerintah, yakni varian B.1.1.7 dari Inggris, varian B.1.617 dari India dan varian B.1.351 dari Afrika Selatan.

Dante mengungkapkan saat ini pemerintah sudah mencatat 54 kasus penularan Covid-19 di Indonesia akibat ketiga varian ini. "Secara keseluruhan kami sudah mendapatkan 54 kasus. Ini menyebar. Sebanyak 35 di antaranya adalah varian dari migran, dari luar atau luar indonesia," katanya.

"Lalu 19 kasus berasal dari variasi yang berasal dari Indonesia. Jadi sudah ada kontak internal (transmisi lokal) Sudah ada penyebaran secara internal dari varian of concern itu," lanjutnya.

Sehingga, karena ada faktor mobilitas dan mutasi virus maka kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi akan terus meningkat beberapa waktu ke depan. Oleh karena itu, Dante meminta semua pihak tetap menjaga kepatuhan terhadap protokol kesehatan.

"Berkenaan dengan hal itu kita harus tetap menjaga stabilitas dan ekonomi tetap berjalan baik. maka dengan itu kita akan bisa melakukan beberapa keseimbangan antara protokol kesehatan dan kebijakan-kebijakan ekonomi," tambahnya.

 

PPKM MIKRO MENYELURUH MULAI 1 JUNI

Ancaman penyebaran corona di tanah air  saat ini langsung ditanggapi serius. Pemerintah memutuskan akan kembali memperpanjang pelaksanaan PPKM skala mikro. Perpanjangan akan dimulai tanggal 1 hingga 14 Juni 2021.

Airlangga Hartarto yang merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengatakan, keputusan tersebut diambil pemerintah merujuk data yang menunjukkan peningkatan kasus positif maupun kasus aktif virus corona di Indonesia. Bahkan ada empat provinsi baru yang akan ikut melaksanakan PPKM mikro. Dengan demikian, seluruh provinsi di Indonesia akan melaksanakan PPKM mikro.

"Oleh karena itu, untuk PPKM mikro selanjutnya 1-14 Juni mendatang maka Gorontalo, Maluku, Maluku Utara diikutsertakan. Ditambah Sulawesi Barat," ujar Airlangga dalam jumpa pers daring di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/5).

PPKM mikro saat ini masih berlangsung di 30 provinsi, termasuk Sulawesi Utara (Sulut) sejak 18 hingga 31 Mei. Keputusan pemerintah perpanjang PPKM mikro ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 pasca libur lebaran beberapa waktu lalu.

Airlangga memastikan pemerintah terus memantau perkembangan penyebaran Covid-19 pasca libur lebaran. Sebab, belakangan pemerintah menemukan ada sejumlah klaster penyebaran akibat libur lebaran. "Kemarin pasca Ramadan dan Idul Fitri, di monitor dengan kegiatan PPKM mikro ada kasus klaster tarawih (Pati, Banyumas, Banyuwangi, Malang) klaster mudik (Klaten, Cianjur, Garut), klaster halal bi halal di Cilangkap dan pelaku perjalanan perumahan di Bogor," tuturnya.

Diketahui, secara nasional sampai dengan Senin (24/5), total kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 1.781.127 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.638.279 orang dinyatakan sembuh, dan 49.455 meninggal dunia. Dengan demikian, masih ada 92.847 kasus aktif secara keseluruhan di Indonesia. Mereka masih menjalani perawatan atau isolasi mandiri untuk mencegah penyebaran virus.(cnn/kpc)


Komentar

Populer Hari ini





Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting