Gelombang Tinggi Hantam Perairan Sitaro dan Talaud

Bencana Intai Wilayah Kepulauan


Siau, MS

Perairan Kabupaten Kepulauan Sitaro dan Talaud mencekam. Perubahan cuaca serta angin kencang picu gelombang tinggi. Aktifitas tranportasi laut hingga nelayan terkena imbas.

Kondisi tersebut memantik reaksi pemerintah. Warning kewaspadaan bagi nelayan serta masyarakat pengguna jasa transportasi laut berkumandang. Potensi bencana dinilai tinggi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro, Bob Wuaten ST, meminta kepada nelayan atau masyarakat yang beraktifitas di laut untuk lebih berhati-hati. "Sampai saat ini kondisi gelombang laut masih tinggi, maka harus waspada," kata Wuaten, Selasa (6/8).

Menurut dia, dengan adanya gelombang laut, masyarakat dan kapal-kapal yang melintas diimbau untuk tetap waspada dan siaga. "Terutama nelayan tradisional yang beroperasi di perairan Sitaro dan sekitarnya. Selain itu, untuk masyarakat pesisir agar menghindari aktivitas di sekitar pantai karena potensi gelombang pasang dapat terjadi," terangnya.

Wuaten juga menambahkan, ketika tidak ada aktivitas atau kegiatan yang penting, kiranya warga dapat mengurungkan niat terlebih dahulu. "Saat ini wilayah selatan gelombang cukup tinggi, jadi perlu waspada," tuturnya.

Sementara itu, Achy Serang, salah satu penumpang kapal berukuran kecil mengatakan, gelombang laut yang ada di luar cukup membuat penumpang kapal panik. "Ada rasa was-was ketika kapal penumpang ukuran kecil dihantam ombak, bahkan tak jarang sebagian penumpang mengurungkan niat untuk berlayar," kata dia.

Di sisi lain, ketika gelombang datang menghantam perairan Sitaro, warga merindukan mega proyek pemerintah yakni bandara segera terealisasi pegerjaannya. "Agar transportasi udara menjadi salah satu pilihan ketika laut tidak bersahabat. Semoga bandara yang menjadi kebanggaan warga Sitaro dapat segera digunakan," kunci Steven Michael, warga lainnya.

Cuaca ekstrem juga terjadi di Perairan Kepulauan Talaud. Nelayan diwarning untuk melakukan aktivitas di laut. Demikian disampaikan Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Talaud, Andris Tareluan, SIP MSi.

"Kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati terkait aktivitas penangkapan ikan dilaut," ujar Tareluan, Selasa (6/8) kemarin.

Dikatakannya, sebagian besar masyarakat di Kepulauan Talaud adalah nelayan, maka dengan kondisi yang sekarang untuk berhati-hati. "Sejauh ini belum ada laporan orang hilang akibat dari cuaca ektrem," pungkasnya.

Sementara itu, salah satu nelayan asal Rainis mengaku hampir sepekan dirinya tak melakukan aktivitas di laut. "Akibat cuaca ektrim ini penghasilan saya berkurang. Untuk menyanggupi kebutuhan keluarga sehari-hari lebih memilih berkebun. Mudah-mudahan cuaca beberapa hari ke depan sudah redah, sehingga bisa melakukan aktivitas di laut," lugas Kensa.(jos/haman)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting