Danau Tondano Kritis, Masyarakat Diminta Bantu Pemerintah


Sederet persoalan yang membelit ekosistem Danau Tondano hingga kini tak kunjung terselesaikan. Danau terbesar di Tanah Nyiur Melambai ini terancam tinggal kenangan. Ledakan populasi eceng gondok yang kian meluas hingga persoalan sampah, masih jadi pemicu utama.

 

Di era pemerintahan Royke Oktavianus Roring dan Robby Dondokambey (RR-RD), upaya penyelamatan Danau Tondano kembali jadi skala prioritas. Persoalan ini bahkan ikut disentil Bupati ketika menjabarkan program-program Pemkab Minahasa di hadapan warga Tondano yang hadir dalam acara peresmian lapak dagang serta fasilitas tambahan Pasar Tondano, Sabtu (19/1).

 

"Danau Tondano ini adalah berkat yang Tuhan berikan bagi kita semua rakyat Minahasa. Tapi jika kita tidak peduli dari sekarang, berkat yang luar biasa ini bisa berubah menjadi bencana bagi kita semua," kata Bupati ROR.

 

Dia pun menyebut sejumlah manfaat yang selama ini dinikmati masyarakat melalui Danau Tondano. Diantaranya sektor perikanan, pertanian, pariwisata hingga sumber daya energi. "Kita bisa jual ikan di pasar dari hasil tangkapan danau, listrik itu bisa dihasilkan karena aliran air danau mendorong putaran turbin yang bisa menghidupkan generator. Petani juga dimudahkan karena danau Tondano membantu irigasi pertanian. Banyak lagi manfaat lainnya, dan itu adalah berkat bagi kita semua," tandas Bupati.

 

Namun lada kesempatan itu, Bupati ikut membeber fakta memiriskan terkait kondisi Danau Tondano saat ini. Dimana dari hasil penelitian yang dilakukan telah terjadi pendangkalan dan penyempitan yang luar biasa pada lingkungan Danau Tondano dalam kurun waktu yang terbilang cepat.

 

"Sesuai data, di tahun 1939 kedalaman Danau Tondano masih berkisar 43 meter. Tapi di tahun 2015 lalu setelah diukur kedalamannya tinggal 14 meter. Begitu pun luas danau, tahun 1939 sebesar 5.600 hektar, namun sekarang luasnya tinggal 3.925 hektar. Artinya penciutan danau sangat luar biasa dan begitu cepat terjadi," paparnya.

 

Dampak negatif ini salah satunya terjadi akibat perilaku masyarakat yang minim kepedulian terhadap lingkungan. "Ini karena perilaku kita, salah satunya karena sembarang buang sampah dan tindakan-tindakan lainnya yang merusak ekosistem danau. Ini yang harus kita cegah bersama, jangan terlambat dan menyesal di kemudian hari," tegas Bupati.

 

Pemerintah, lanjut dia, memberikan kepedulian yang luar biasa dalam upaya penyelamatan Danau Tondano. "Untuk tahap pertama tentu prioritas kita bagaimana mengurasi populasi eceng gondok yang terus membludak, kemudian kita akan selesaikan persoalan-persoalan lainnya secara bertahap," tuturnya.

 

Namun yang penting, kata Bupati, pemerintah tak akan dapat menyelesaikan persoalan ini jika kerja sendirian. Sebab kepedulian masyarakat terhadap lingkungan akan sangat berpengaruh pada kondisi danau.

 

"Sekeras apa pun pemerintah berupaya tapi jika masih banyak warga yang membuang sampah di sungai maupun di danau itu tak akan ada gunanya. Sebaliknya jika ada kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan maka bersama-sama kita pasti bisa, dan semua upaya yang dilakukan pemerintah pasti akan membuahkan hasil," tandasnya.

 

"Jadi sekali lagi bagi masyarakat Minahasa khususnya yang bermukim di seputaran danau mari kita jaga supaya danau Tondano bisa lestari. Ini adalah titipan berharga untuk generasi selanjutnya, dan jika kita bisa menjaga berkat ini dari sekarang maka kedepan anak cucu kita masih akan bisa menikmatinya," pesan bupati. (jackson kewas)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting