Foto: Steven Kandouw dan Tienneke Adam
Tak Sesuai Keinginan Gubernur, Ekspor Tuna Sulut Belum Memenuhi Standar
Manado,
MS
Sektor perikanan bumi Nyiur Melambai, terus dipacu. Meski
didera pademi Covid-19, sektor potensial ini telah menembus pasar ekspor.
Sayangnya, masih ada sederet kendala yang melilit.
Misalnya ekspor tuna dari Sulawesi Utara (Sulut) melalui hub
port, penerbangan langsung (direct call) dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke
Bandara Narita, Jepang. Itu dinilai belum optimal.
Demikian Wakil Gubernur (Wagub) Steven Kandouw usai
pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Provinsi Sulut
Tahun 2021-2026, di Manado, Selasa (29/6).
"Ekspor Tuna kita ke Jepang dari kaca mata semua belum
optimal, mestinya jauh dari kapasitas yang sekarang. Dari satu sisi kita
bersyukur karena secara de facto kita sudah jadi hub, karena tuna dari Bali,
Maluku, Gorontalo bahkan dari Jakarta sudah lewat sini, kita jadi pemain
utamanya," terang Wagub.
"Makanya pak Gubernur inginkan agar tuna dari Sulut
(Sangihe) menurut informasi, menurut catatan mestinya tidak seperti sekarang
ini, karena apa yang menjadi kendala harus kita cari solusinya. Karena mungkin
teknologi," sambung Wagub.
Ia pun membeber salah satu kendala yakni quality control. Hal
itu membuat tuna dari Sulut tidak memenuhi syarat untuk dibawa ke Jepang. “Karena
masalah tadi, quality control, cool box nya, menjaga kesegarannya masih
salah," tandas Wagub.
Wagub berharap masalah tersebut dapat diatasi dalam waktu dekat.
"Nah itu semua pelan-pelan harus kita atasi. Bagi saya bukan tangkapannya
yang salah tapi teknologi belum seratus persen memenuhi standar," ujar
Kandouw.
"Quality control, metode penangkapannya salah. Dari
nelayan kita belum memenuhi standar," semburnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah
Sulut, Tienneke Adam saat dikonfirmasi, membantah bila tuna asal Sulut tidak
diterima oleh Jepang dikarenakan masalah quality control.
Pernyataan Adam ini membantah terkait pernyataan Wagub yang
menyebutkan masalah ekspor tuna Sulut masih terkendala quality control. "Tidak
ada perikanan Sulut tidak diterima (pihak Jepang) karena quality control, tidak
ada, tidak benar informasi itu. Pertanian punya (produk) yang banyak pestisida
(yang ditolak pihak Jepang)," ungkap Adam.(sonny dinar)
Komentar