KEK LIKUPANG DIKEBUT, PARIWISATA SULUT BERDENYUT


Manado, MS

‘Awan hitam’ dunia pariwisata bumi Nyiur Melambai, mulai sirna. Gerak pengembangan ‘leading sector’ ini, semakin terang benderang. Berprosesnya Likupang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata jadi pendobrak.

Status KEK bagi wilayah Likupang bukan sembarangan. Itu membuat salah satu daerah di Minahasa Utara (Minut) ini ditetapkan menjadi  destinasi super prioritas oleh pemerintah pusat. Perhatian serta alokasi anggaran pembangunan di Likupang mengalir deras dari saku APBN.

Campur tangan pemerintah pusat bukan hanya dari sisi anggaran. Penguatan sumber daya manusia, menarik investor hingga pemberdayaan desa-desa wisata tercetus. Hal itu terus diperjuangkan meski Tanah Air khususnya Sulawesi Utara (Sulut) saat ini, masih dalam gumul pandemi Covid-19.

Selain itu, pemerintah dan masyarakat tak patah arang. Walau dalam mode protokol kesehatan ketat, namun usaha membangkitkan sektor pariwisata terus digencarkan. Berputarnya roda perekonomian Sulut di tengah pandemi jadi sasaran.

“Makanya, kami mengundang investor-investor untuk membantu Pak Gubernur mewujudkan pariwisata dan ekonomi kreatif dengan gerak cepat atau gercep, gerak bersama atau geber dan gaspol,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno pada Gala Dinner Tourism and Creative Economy Investment Forum In North Sulawesi yang dilaksanakan di Kota Manado, Sabtu (6/3).

Sandiaga pun melirik setiap potensi-potensi pariwisata yang ada di Sulut. Untuk itu, mantan Wagub DKI Jakarta ini meminta agar jangan hanya terfokus pada pengembangan KEK Likupang. Tapi, mengembangkan potensi kearifan lokal masyarakat di seluruh penjuru jazirah utara Pulau Selebes. “Dalam kita mengembangkan KEK Likupang ini, kita jangan sampai hanya memikirkan untuk masyarakat yang ada di kelas menengah ke atas,” katanya.

“Saya ingin kita juga memberdayakan desa-desa wisata (home stay), saya ingin kearifan lokal khas Pulisan, khas Likupang,” sambung dia.

Menparekraf mengajak kepada seluruh stake holder terkait untuk bersama-sama menciptakan kawasan zona hijau di Sulut, agar pariwisata dan perekonomian dapat meningkat. “Mudah-mudahan kita bisa mengestablis green zone di kawasan Sulut sehingga kita bisa membuka kembali penerbangan luar negeri masuk ke wilayah Sulut,” beber Sandiaga yang optimis kunjungan turis bisa mencapai 500 ribu.

Sementara itu, Gubernur Olly Dondokambey mengatakan, Sulut terus berusaha meningkatkan roda perekonomian di tengah-tengah pandemi. “Karena di saat pandemi, turun. Kita melakukan ekspor produk hasil-hasil perkebunan maupun perikanan kita sampai hari ini masih bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

Olly memberikan apresiasi kepada Menparekraf yang siap gercep, geber dan gaspol memajukan perekonomian Sulut lewat peningkatan destinasi pariwisata. “Malam hari ini kami pemerintah sangat berbahagia karena keseriusan pak Sandiaga Uno,” ungkap Olly, Sabtu.

Dia pun mengajak kepada seluruh stakeholder untuk sama-sama mewujudkan Sulut yang hebat dan Indonesia yang maju. “Mari sama-sama kita bangun Indonesia melalui Sulawesi Utara,” kunci Olly.

Diketahui, pengembangan KEK Likupang bertujuan meningkatkan investasi, menciptakan lapangan pekerjaan dan membuat model terobosan pengembangan kawasan melalui pengembangan industri dan jasa pariwisata bertaraf internasional.

Pengembangan KEK Likupang yang berdaya saing, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, diantaranya pemerintah pusat, pemerintah daerah (pemda), serta masyarakat sekitar KEK tersebut berada. Dukungan itu harus terencana, terintegrasi, dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Di KEK Likupang akan dikembangkan resort, akomodasi, entertainment dan MICE. Sedangkan, di luar area KEK akan dikembangkan pula Wallace Conservation Center dan Yacht Marina.

KEK Likupang yang dibangun di atas lahan seluas 197,4 hektare direncanakan akan dikembangkan dalam tiga tahap. Tahap pertama akan dibangun sekira 92,89 hektare pada kurun waktu tiga tahun, yaitu 2020 hingga 2023.

Pembangunan tahap pertama sesuai rencana akan terdapat resort, area komersial, danau, cultural village, dan ruang terbuka hijau. Jadi, total target investasi sebesar Rp 164 miliar untuk pembangunan kawasan KEK Likupang di tiga tahun pertama. Sedangkan, target investasi pelaku usaha dalam tiga tahun pertama adalah Rp 750 miliar.

Sebelum terjadi pandemi Covid-19, KEK Likupang diharapkan dapat meningkatkan serapan wisatawan mancanegara di Sulut sebesar 162 ribu orang pada tahun 2025. Jumlah ini menyerap sekitar 16% dari target yang ditetapkan oleh Gubernur Sulut yaitu 1 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2025. Selain itu, KEK Likupang diprediksi mampu memberikan kontribusi pada pendapatan devisa di tahun 2030 sebesar Rp 22,5 triliun.

PELAKU USAHA PARIWISATA DIPROTEKSI

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu kendala serius dalam pengembangan pariwisata Sulawesi Utara. Sektor unggulan ini babak belur dihantam virus Corona.

Meski begitu, pemerintah tidak tinggal diam. Salah satu solusi yang dihadirkan yakni memproteksi pelaku-pelaku usaha pariwisata Sulut dari Covid-19. Itu melalui pemberian ‘imunitas’ lewat program vaksin Covid-19.

Seperti dilaksanakan di Graha Gubernuran Bumi Beringin, Jumat (5/3). Pelaksanaan vaksinasi bagi pelaku usaha pariwisata ini disaksikan langsung Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, Menparekraf Sandiaga Uno dan didampingi Wakil Gubernur (Wagub) Sulut, Steven OE Kandouw.

Menkes dan Menparekraf melihat secara langsung proses pemberian vaksin Sinovac baik dari proses pendaftaran hingga pada tahap pemberian vaksin. “Kami di sini mengucapkan terima kasih kepada bapak menteri kesehatan yang memobilisasi vaksin ini terus bergerak dan hari ini pelaku pariwisata menerima vaksin di graha,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Menurut Sandiaga, karena Sulut, merupakan salah satu dari destinasi super prioritas nasional maka Menkes telah menyiapkan vaksinasi bagi para pelaku usaha yang ada di Sulut.

“Sulawesi Utara ini adalah salah satu dari destinasi super prioritas oleh karena itu lebih dari tiga puluh empat juta pelaku pariwisata pak Menkes sudah membantu untuk memvaksinasi,” bebernya.

Untuk itu, Menparekraf mengharapkan kepada semua para pelaku usaha agar terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa ketersediaan vaksin sampai pada bulan Juni di Indonesia baru sekitar 24%.

“Bulan Januari kita ada 3 juta, bulan Februari kita masuk 7 juta, bulan Maret 11 juta sampai akhir Juni kita bisa bawah sembilan puluh juta dari kebutuhan total 363 juta,” kata Menkes Budi.

“Jadi teman-teman saya perlu sampaikan sampai bulan Juni baru sekitar 24% dari kebutuhan vaksin,” lanjutnya.

 

Berkaitan dengan hal tersebut, Menkes meminta agar masyarakat untuk bersabar mengingat penyediaan vaksin ini sangat langkah dan dibutuhkan oleh seluruh dunia.

Menkes juga meminta kepada seluruh masyarakat Sulut untuk tetap mempertahankan tren positif dalam penurunan Covid-19 dengan terus memperhatikan 3M dan juga mengurangi mobilitas yang tidak perlu. “Saya titip disiplinnya dijaga selain pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, apalagi yang kendor? Jalan-jalannya kendor,” ucapnya.

Sementara itu, di tempat yang sama, Wagub Kandouw menjelaskan bahwa di Sulut pemberian vaksinasi telah memasuki tahap yang kedua sesuai dengan program pemerintah pusat. “Tahap pertama kita di Sulut 22 ribu tahapnya sudah selesai sekarang ini tahap ke dua 64 ribu,” beber Kandouw.

Kandouw juga memberikan apresiasi kepada pemerintah pusat yang cepat memberikan regulasinya langsung diberikan kepada para pelaku pariwisata yang ada di Sulut. “Jadi dengan ini kita ada titik cerah bagi kita semua yang ada di Sulut untuk cepat bangkit mengatasi permasalahan karena Covid-19 ini,” tutupnya.

PEMDA BERIKAN DUKUNGAN

KEK Pariwisata Likupang terus didukung. Kali ini, konsep desa wisata yang menjadi bagian dari KEK pariwisata ikut digedor. Itu merupakan salah satu program unggulan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang melibatkan masyarakat secara langsung.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam kunjungannya ke salah satu desa wisata di wilayah KEK Likupang yaitu Desa Marinsow, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Sabtu (6/3) akhir pekan lalu, ikut mengapresiasi keberadaan desa tersebut.

Menparekraf mengatakan, pariwisata harus hadir untuk memberdayakan masyarakat. “Desa wisata dan homestay yang kami pandu bersama Kementerian PUPR merupakan wujud nyata untuk ekonomi warga,” terang Sandiaga.

Di Desa Marinsouw, Sandiaga Uno bertemu langsung dengan warga yang antusias menunggu kehadirannya di wilayah pariwisata super prioritas tersebut didampingi Bupati Minahasa Utara Joune Ganda. Kehadiran Sandiaga juga menjadi kunjungan pertamanya ke daerah Likupang.

Bersama rombongan, Sandiaga kemudian meninjau langsung sejumlah homestay yang ada termasuk melihat langsung fasilitas yang tersedia. Sandiaga pun menegaskan, kehadiran desa wisata termasuk homestay didalamnya menjadi salah satu langkah nyata dan berperan penting untuk meningkatkan ekonomi kreatif, terutama bagi warga yang ada di desa wisata itu sendiri, apalagi setelah 1 tahun berjuang dengan pandemi Covid-19, maka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, saatnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bersiap untuk memulai kembali.

“Inovasinya, homestay Rp200 ribu dengan tempat sangat aman, nyaman dan representatif. Ini merupakan keunggulan kita. Saya hari ini di Marinsow mencanangkan desa wisata akan menjadi program unggulan Kemenparekraf untuk memajukan ekonomi kreatif,” kata Sandi.

Sementara itu, Bupati Minut Joune Ganda sangat terbuka dan siap berkolaborasi dengan pemerintah pusat khususnya Kementerian Pariwisata untuk terus mengembangkan KEK Likupang. “Kami pemerintah dan masyarakat sangat antusias menyambut KEK Pariwisata Likupang ini, dan siap melakukan pengembangan dengan segala potensi yang ada,” tandas Bupati pilihan rakyat Minut itu.(risky pogaga/sonny dinar)

 


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting