Tokmas Minsel Minta Jabatan JAK Dicopot Dengan Tidak Hormat


Amurang, MS

Dunia jagat maya akun facebook heboh dengan video yang diduga oknum anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) James alias JAK, menyeret wanita disinyalir istri sahnya dengan mobil. Gelombang kritik publik pun meletup. Desakan untuk mencopot jabatannya sebagai legislator mengalir kencang.

Dalam video tersebut nampak terlihat istri dari oknum yang disinyalir anggota dewan, menyeret wanita yang ditengarai adalah istri sahnya dengan mobil hingga 30 meter di jalan Tomohon, Minggu (24/1) lalu. Tampak seorang perempuan tergantung di deksel mobil dan diseret.  Diduga karena kedapatan bersama Wanita Idaman Lain (Wil) berinisial AS. Tak heran, sejumlah warga langsung merespon dengan meminta agar Anggota DPRD Sulut JAK diberhentikan dengan tidak hormat oleh Partai Golongan Karya (Golkar) maupun DPRD Sulut.

Oleh karena sikap JAK dinilai sudah merupakan sikap yang tidak terpuji.

Tokoh Masyarakat Minsel Hangga Sariowan yang dimintai keterangan sangat menyesalkan kejadian yang dilakukan oknum yang diduga pimpinan DPRD Sulut dapil Minsel itu. "Sebagai warga Minsel sangat menyesalkan sikap tersebut dan tidak sepatutnya seorang wakil rakyat bahkan pimpinan DPRD Sulut ini. Tidak patut menjadi panutan warga, apa lagi itu adalah istri sah," jelasnya.

Dirinya mendesak agar pihak Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut segera memproses masalah tersebut. Hal itu karena sudah mencoreng nama baik wakil rakyat. "Kami mendesak agar BK segera proses masalah tersebut, bahkan pun kalau bisa proses saja pemecatan dengan tidak hormat," ungkapnya.

Salah satu simpatisan Partai Golkar Minsel Bendi Tendean juga meminta pihak Partai Golkar Sulut untuk segera memproses masalah kader Partai Golkar yang mencoreng citra partai Golkar. Bahkan, dirinya mendesak agar pihak DPD I segera melakukan pemecatan dengan tidak hormat. "Kami desak DPD I Sulut untuk memproses pemecatan dengan tidak hormat dari Anggota DPRD Sulut Dapil Minsel Mitra yakni JAK, bahkan langsung proses Pergantian Antar Waktu, karena sudah sangat tidak manusiawi kalau mau dilihat video yang beredar tersebut," tegasnya.

Dirinya juga bersama simpatisan serta pengurus Partai Golkar dalam waktu dekat ini akan mendatangi DPD I Partai Golkar Sulut, mempertanyakan bahkan mendesak pihak DPD I Sulut untuk memberikan sanksi bahkan pemecatan dengan tidak hormat. "Kami akan turun untuk mempertanyakan bahkan akan mendesak segera proses pemecatan dengan tidak hormat bahkan kalau bisa segera di-PAW (pergantian antar waktu). Kasus ini harus disikapi karena sudah merupakan kasus yang tidak terpuji," tukas Tendean.

Saat dicegat wartawan Senin (25/1) di kantor DPRD Sulut untuk diminta konfirmasi terkait dugaan tersebut, JAK enggan menanggapi pertanyaan wartawan. Dirinya hanya menjawab singkat bahwa dirinya masih memiliki banyak urusan. Kemudian meminta media membantu dirinya menghadapi kasus tersebut. “Banyak tu mo urus, baku bantu jo,” ucapnya singkat sambil memasuki lift kantor DPRD Sulut.

Ketua BK DPRD Sulut, Sandra Rondonuwu mengatakan, BK DPRD Sulut merupakan lembaga yang menangani etika dan moral anggota dewan. Persoalan tersebut tentunya menurut dia, akan dilihat dan dikaji. "Itu terkait hal-hal yang dilakukan anggota DPRD yang melakukan pelanggaran etika dan moral. Kita akan lihat apakah melanggar etika dan moral," ungkapnya.

Bagi dia, soal dipanggil atau tidak nanti merupakan keputusan dalam BK. Hal itu karena pihaknya masih akan mengumpulkan bukti-bukti terlebih dahulu. "Kita tidak mau sembarang mengambil sikap, jadi ini lembaga yang menangani etika dan moral bukan lembaga yang menangani hukum," jelasnya.

Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulut, Raski Mokodompit, ketika dicoba untuk dikonfirmasi merasa enggan untuk berkomentar. "Tidak enak memberikan komentar," singkatnya saat coba dimintai konfirmasi di kantor DPRD Sulut oleh sejumlah wartawan. (servi maradia/arfin tompodung)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting