Mononutu Sah Pahlwan Nasional, Presiden Jokowi Angkat Pamor Sulut


MASYARAKAT Nyiur Melambai kembali berbangga. Putra Sulawesi Utara (Sulut) yang pernah menjabat Menteri Penerangan di era Kepresidenan Sukarno, diangkat menjadi Pahlawan Nasional. Adalah Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu atau Arnold Mononutu.

Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional kepada Mononutu bersama lima tokoh bangsa lainnya dilaksanakan di Istana Negara, Selasa (10/11) pukul 10.00 WIB. Selain Mononutu terdapat Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara, Machmud Singgirei Rumagesan dari Provinsi Papua Barat, Jenderal Pol Purn Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, merupakan Kapolri pertama, domisili di DKI Jakarta. Kemudian Sutan Mohammad Amin Nasution dari Sumatera Utara dan Raden Mattaher bin Pangeran Kusin Bin Adi dari Provinsi Jambi.

Penetapan keenam tokoh tersebut menjadi pahlawan nasional didasarkan atas Keputusan Presiden No 117/TK/Tahun 2020 tentang penganugerahan gelar pahlawan nasional.

Jokowi menyerahkan anugerah tersebut kepada ahli waris masing-masing tokoh yang telah berjasa bagi bangsa dan negara. Sebelum memberikan penghargaan, Jokowi terlebih dahulu memimpin upacara dengan mengheningkan cipta.

Gelar pahlawan nasional tersebut diberikan sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi atas jasa yang luar biasa semasa hidupnya. Yaitu pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan kesatuan bangsa.

Sementara itu, rasa bangga disampaikan Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Provinsi Sulut Ir Stefanus BAN Liow MAP. Dia berterima kasih kepada Presiden Jokowi atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Almarhum Arnold Mononutu. Senator SBANL berharap dan berkeyakinan tahun-tahun mendatang akan menyusul lagi penganugerahan pahlawan nasional asal Sulut didalamnya putra terbaik dari Minahasa, Nusa Utara dan Bolaang Mongondow (Bolmong).

Untuk diketahui, Mononutu merupakan Menteri Penerangan di era Kepresidenan Sukarno. Selain pernah duduk di dalam kabinet, Arnold juga tercatat menjadi duta besar RI pertama untuk China. Dia juga dikenal sebagai salah satu tokoh Partai Nasionalis Indonesia (PNI) juga bergerak bersama Perhimpunan Indonesia dengan Mohammad Hatta dkk di Eropa. Pria dengan nama panjang Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu itu menjabat menteri pada tiga kabinet pemerintahan yakni Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949-1950), Kabinet Sukiman Suwirjo (1951-1952), dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Pada masa itu, menteri penerangan bertugas selayaknya menteri komunikasi dan informatika sekarang, yakni menyelenggarakan penerangan informasi melalui media yang ada saat itu baik radio hingga percetakan.

Ketokohannya yang besar itu pun telah membuat kota kelahirannya, Manado, menjadikan namanya salah satu jalan di ibu kota Provinsi Sulut tersebut. Pada tahun 1960, Arnold menjadi rektor Universitas Hasanuddin, lalu setahun kemudian dia mendapatkan Bintang Mahaputra Utama. Arnold Manonutu yang lahir di Manado pada 4 Desember 1896 itu wafat di Jakarta pada 5 September 1983.(mdk/tmp/tim ms)

 


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting