8 Daerah di Sulut Masih Tinggi, Pemprov Kejar Target Turunkan Prevalensi Stunting





Manado, MS - Wakil Gubernur (Wagub) Steven Kandouw mengungkapkan, angka prevalensi stunting di saat ini di Sulawesi Utara (Sulut), terbilang masih cukup tinggi. Yakni berada pda angka 20,5 persen. Karena itu untuk mencapai target sebesar 14 persen di tahun 2024 mendatang Sulut, diperlukan effort atau usaha yang melibatkan banyak pihak.

“Di Sulut jika ada 100 orang, maka terdapat 20 orang yang stunting. Hal ini sudah berulang-ulang, tetapi memang harus terus disampaikan,” ungkapnya, dalam kegiatan Penilaian Kinerja Tahun 2023 Terhadap Hasil Kinerja 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022 di Provinsi Sulut yang dilaksanakan di hotel Sentra, Minahasa Utara (Minut), Senin (29/05/2023).

"Stunting bukan berarti orang pendek. Tetapi orang stunting pasti pendek. Namun stunting ini, sangat berkaitan dengan kualitas intelektual. Karena itu Presiden RI sangat getol menyampaikan agar negara dan bangsa bebas stunting,” sambungnya.

Wagub mengingatkan agar peran stakeholder diperluas. Bahkan Tim PKK juga dijadikan ikon penanggulangan stunting, dengan panduan kisi-kisi maupun road map yang sudah jelas. Juga dana dari berbagi sumber, seperti APBD, dana dari Kemenkes, di mana tahun ini mengalami kenaikan signifikan, ditambah dana transfer darah untuk menangani stunting.

“Semua sudah lengkap yang kurang adalah komitmen. Semua sudah on the track dengan berbagai upaya sampai tambahan asupan. Untuk itu, saya kembali mengetuk hati kepala daerah dan wakil kepala daerah, untuk mendorong SDM terkait, yang punya kebijakan dan kewajiban melakukan evaluasi,” ucapnya.

Wagub Kandouw juga menambahkan agar pertemuan evaluasi kinerja, tidak hanya sebatas pertemuan, tanpa tindak lanjut.

“Setelah pertemuan ini, perlu lagi dilakukan rakor dan evaluasi serta konsolidasi lagi di kabupaten/kota, cari tahu ke dalam, simpul apa yang menghambat. Karena segala sesuatu dapat diukur secara empiris. Saya mengendorse supaya pertemuan berikut sudah ada peningkatan. Sehingga tahun depan prevalensi stunting dari 20,1 persen mencapai 14 persen,” pungkasnya.

Adapun, hadir secara daring Kepala 
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo dan menyampaikan bahwa penurunan stunting sangat penting, untuk menjaga kualitas SDM.

“Target 14 persen jadi arah yang penting untuk kita capai. Dimana posisi sekarang di tingkat nasional mencapai 21,6 persen. Kita harus menurunkan 36,8 persen per tahun sehingga pada 2024 mendatang target 14 persen bisa tercapai,” paparnya. 

Lanjutnya, daerah di atas 20 persen, seperti yang menjadi standar WHO, tidak diberikan toleransi. 

“Kepada daerah yang lebih dari 20 persen, seperti Bolaang Mongondow Selatan, Bolaang Mongondow Utara, Kotamobagu, Talaud, Minahasa Tenggara, Minahasa Utara dan Bitung serta Bolaang Mongondow Timur yang naik 30 persen, meski secara provinsi mengalami penurunan 1,1 persen. Hal ini perlu disikapi,” tandasnya.

Kemudian untuk strategi penurunan stunting, tidak bisa kerja sendirian harus dilakukan secara lintas sektor.

“Sulut dari 2021-2022, terjadi penurunan sebesar 1,1 persen. Kalau sekarang ada di posisi 20,5 persen, maka harus turun 3 persen. Sehingga target 14 persen dapat dicapai dalam setahun,” tukasnya. (sonny dinar)




Komentar

Populer Hari ini


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting