COVID-19, UJIAN OD-SK


Manado, MS

Langkah Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (OD-SK) terusik. Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang masif menginfeksi dunia, Indonesia dan Nyiur Melambai, jadi pemicu. Misi pembangunan di segala bidang, terkena imbas.

Penyebaran racun Covid-19 paling terasa menggerogoti leading sector Sulawesi Utara (Sulut) yakni pariwisata. Kerja keras pemerintah provinsi, kabupaten dan kota menggerakkan sektor utama selang beberapa tahun terakhir, terganggu. Efek Corona pun telah  menghantam mega proyek pembangunan infrastruktur publik yang digaung-gaungkan sejak pertengahan tahun 2019.

Covid-19 dianggap menjadi ujian berat bagi pemerintah daerah (pemda) di seluruh penjuru negeri termasuk jazirah utara Pulau Selebes. Saat ini, separuh ‘amunisi’ daerah diberdayakan dalam percepatan penanganan Covid-19. Kekuatan sumber daya manusia ikut dilibatkan untuk memproteksi masyarakat dari ancaman pandemi Corona. 

Situasi ini tak ditampik Gubernur Olly Dondokambey SE. Menurut dia, pelaksanaan pembangunan saat ini sangat dipengaruhi kondisi global dengan adanya pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir.

“Sampai saat ini kita belum tahu akhirnya sampai dimana. Kita belum dapat memprediksi kapan tren kurva epidemiologi ini menurun. Dengan kata lain, kita masih berada di gelombang yang pertama yang belum kita ketahui dengan pasti kapan ini berakhir,” ujar Olly, belum lama.

Untuk itu, Olly mengajak semua pemangku kepentingan untuk bekerjasama dan bergotong royong mencegah penyebaran Covid-19 dengan menindak tegas setiap pelaku pelanggaran di tengah pandemi Covid-19. “Kita tidak bisa berhenti dalam menyelenggarakan pemerintahan akibat dampak Covid-19 ini. Kita harus tetap bersama-sama dengan melaksanakan tugas tanggung jawab kita dan tentunya memberikan tindakan yang tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan oleh perorangan maupun kelompok termasuk para pelaku usaha yang melanggar apa yang sudah disampaikan dan dihimbau oleh pemerintah,” tegas Olly.

Pun begitu, Olly kembali memastikan kehadiran pemerintah pusat dan daerah di tengah masyarakat dalam menghadapi ‘ujian’ Covid-19. Antara lain, menyalurkan bantuan bahan pokok (bapok) yang diperlukan masyarakat Sulut yang bersumber dari recofusing anggaran baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah di kabupaten dan kota. “Kita melakukan kegiatan-kegiatan agar supaya masyarakat betul-betul merasakan kehadiran pemerintah. Sesuai laporan, semua sudah menyampaikan pemanfaatan anggaran yang ada di kabupaten dan kota masing-masing untuk mempersiapkan untuk kesehatan, bantuan sosial maupun jaring pengaman ekonomi yang ada,” tutur Olly.

“Saya kira, hal-hal inilah yang harus kita terus bersama sama melaksanakan tugas tanggung jawab. Kita koordinasi terus antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam mengkoordinasikan program-program pemerintah untuk mewujudkan koordinasi dan keterpaduan program yang ada selama ini. Agar betul-betul masyarakat bisa mendapatkan manfaat,” lugasnya.

Pengamat pemerintahan dan kemasyarakatab Rolly Toreh SH beranggapan, Covid-19 merupakan ujian bagi OD-SK. Itu termasuk kebijakan-kebijakan yang sudah dibuat. “Di sini masyarakat pasti akan menilai secara utuh. Selain OD-SK, apakah kebijakan itu juga dijabarkan dengan baik oleh jajarannya,” nilai Toreh.

Paling penting saat ini, menurut dia, masyarakat lebih merasa ‘tangan’ pemerintah di tengan wabah Corona. “Hal-hal yang praktis saja. Misalnya bantuan bapok yang tentu saja harus tepat sasaran. Itu jadi harapan besar masyarakat saat ini,” tuturnya.

Kemudian, bagaimana sinergitas pemprov serta pemerintah kabupaten dan kota, untuk secara bersama-sama menangani persoalan ini. “Tentu sebagai masyarakat, kami berharap agar soliditas itu kian terbangun. Dengan bersatu, saya kira penanganan penyebaran Covid-19 akan lebih menyeluruh dan komprehensif. Itu juga harus didukung seluruh masyarakat Sulut,” kuncinya.

KEBIJAKAN ‘SAKTI’ OD-SK

Penyebaran Covid-19 kian meluas. Nada keluh masyarakat Sulut membahana. Respon pemerintah deras mengalir dalam wujud kebijakan pro-rakyat.

Misalnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut di bawah kendali OD-SK. Sederet kebijakan dan langkah-langkah terupdate dan terupgrade dengan melihat perkembangan, digelontorkan. Diakui, setiap langkah yang diambil OD-SK dikoordinasikan dengan pemerintah pusat dengan melibatkan semua pihak terkait dan yang berkompeten dibidangnya. Harapan agar tidak ada yang merasa terpinggirkan apalagi merusak tatanan, jadi pijakan.

Kebijakan ‘sakti’ OD-SK dalam penanganan Covid-19 dimulai dengan membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 di Sulut melalui SK Gubernur Sulut Nomor 126 tahun 2020. Selanjutnya, recofusing anggaran untuk penanganan kesehatan dan jaring pengaman sosial, menyiapkan rumah singgah untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan laboratorium PCR untuk memeriksa swab tes pasien Covid-19.

Selanjutnya, Pemprov Sulut juga menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 8 Tahun 2020 tentang Optimalisasi Pencegahan Penyebaran (OPP) Covid-19, sosialisasi pencegahan dan penanganan Covid-19 baik melalui media cetak dan elektronik serta menyampaikan perkembangan penanganan pasien Covid-19 melalui konferensi pers yang juga disiarkan melalui channel YouTube Pemprov Sulut.

Terkait refocusing anggaran, dana sekira Rp96 miliar digelontorkan. Sekira Rp50,5 miliar untuk penanganan kesehatan, yang diperuntukan bagi pengadaan ventilator, tandu darurat, bilik disinfektan, Alat Pelindung Diri (APD), rapid tes, ruang isolasi, disinfektan, alkohol, vitamin, obat-obatan dan penunjang satuan tugas di bidang kesehatan. Selanjutnya, Rp45,5 miliar untuk bantuan sosial (Bansos) dan Jaring Pengaman Sosial sebanyak 250 ribu paket.

Konsistensi dan keseriusan OD-SK untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 tak perlu diragukan lagi. Aktifitas sebagai Gubernur dan sebagai gugus depan, mampu  berjalan seiring,  seirama, baik bersama jajaran dengan tugas rutin  maupun bersama tim gugus depan dengan tugas penanganan pandemi.

Terbukti, sejak awal penyebaran Covid-19 terdeteksi di Sulut, Pemprov secara gencar melakukan sosialisasi baik melalui baliho, media cetak, media elektronik dan televisi terhadap pencegahan dan penanganan Covid-19. Pemerintah mengajak masyarakat agar mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap di rumah, memakai masker, cuci tangan, menyediakan tempat cuci tangan, makan makanan bergizi, physical distancing, tidak berkerumun dan berkumpul di tempat-tempat ramai atau tempat umum.

Di sisi lain, Gubernur Olly juga terus mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan tidur untuk ditanami tanaman pangan yang bisa di konsumsi masyarakat. “Kita terus dorong masyarakat untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan-lahan pertanian yang ada. Mari kita dorong terus hal ini agar kita bisa mandiri dalam situasi kondisi covid-19 ini bagi Provinsi Sulut," imbau Gubernur Olly.

"Kita mendorong masyarakat untuk mengkonsumi pangan yang seimbang artinya boleh torang makan pisang goroho, boleh torang makan ubi jalar supaya kita tidak terpaku terus dengan beras yang ada karena inilah yang akan membawa kita terus kuat di dalam ketahanan pangan yang ada di Sulut,” imbuh Olly.

BANTU WARGA TERDAMPAK COVID-19, OLLY TERJUN LANGSUNG

Komitmen Gubernur Olly Dondokambey meringankan beban warga di tengah pandemi Covid-19 tak perlu diragukan lagi. Orang nomor satu di bumi Nyiur Melambai ini terjun langsung menyalurkan bantuan bagi warga. Bahkan, bersama Wagub Steven Kandouw serta jajaran Forkopimda, Olly menyisir daerah-daerah kepulauan di Sulut untuk menyalurkan bantuan sosial.

Adapun paket bahan pokok yang disalurkan di wilayah kepulauan mencakup 5 kilogram beras, 10 bungkus mie instan, 1 liter minyak goreng, 3 kaleng ikan siap saji dan 5 buah masker.Bantuan diserahkan melalui lembaga keagamaan sebelum dibagikan ‘door to door’ ke rumah-rumah warga. Dengan begitu, proses penyaluran akurat dan efektif guna mencegah kerumunan orang dalam rangka menerapkan physical distancing sesuai protokol Covid-19.

Gubernur menjelaskan, penyaluran paket sembako bagi warga kepulauan yang terdampak Covid-19 sudah beberapa kali dilakukan Pemprov Sulut di tengah pandemic saat ini. “Yah penyaluran bantuan untuk keempat kali kita putar pulau-putar kali ini di wilayah Pulau Bangka, Talise sama Kinabuhutan, ada tiga Pulau Bangka, Gangga, Talise, disitu ada sekitar 15 desa yang kita bagikan buat masyarakat yang terdampak,” ujar Olly.

BERTAMBAH 16, TOTAL POSITIF COVID-19 TEMBUS 297 KASUS

Agresi percepatan penanganan Covid-19 di Sulut, dibarengi peningkatan jumlah kasus positif Corona. Data hingga Kamis (28/5), angka kejadian positif virus Corona kembali mengalami peningkatan 16 kasus. Dengan demikian, total kasus terkonfirmasi positif di Sulut sudah mencapai 297.

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Pemprov Sulut Bidang Epidemiologis dr Steven Dandel dalam jumpa pers melalui video conference, mengatakan, untuk pasien positif yang dirawat bertambah 14 orang dengan total 223 pasien. "Sembuh ketambahan 1 orang. Sehingga total sudah 39 yamg sembuh. Sementara untuk meninggal bertambah 1. Dengan demikian yang meninggal total sudah 35 orang," terang Dandel.

Diketahui, untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP), yang tersebar di Rumah Sakit (RS) di Sulut berjumlah 165. Sementara untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) yakni 131.(sonny dinar)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting