Penderita HIV di Sulut Terus Bertambah


Manado, MS

 

Angka penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Sulawesi Utara (Sulut) semakin besar. Perkembangan orang yang terinfeksi virus yang bisa menyebabkan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) itu terbilang pesat. Setiap bulan, terus ditemukan.

 

Fakta itu tergambar dalam data yang dikantongi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tikala, Manado. Satu dari sekian Puskesmas yang ditunjuk melayani pengobatan HIV/AIDS.

 

Informasi yang diperoleh Media Sulut, Puskesmas tersebut terus mendapati kasus ini. "Reaktif yang sudah diperiksa kemudian ditemukan ada 274 penderita," kata Kepala Puskesmas Tikala, dr Aliza Runtuwene didampingi Petugas HIV/AIDS Olga Sondakh, akhir pekan lalu.

 

"Sekarang, akses penderita HIV minum obat sudah 189 orang. Itu belum termasuk yang meninggal dan putus obat," sambung dia.

 

Diungkapkan, setiap bulan sepanjang tahun 2020 ini, penderita HIV terus bertambah di Puskesmas Tikala. "Bulan Januari 1 orang kita temukan di wilayah kerja (Tikala). Pada bulan Febuari ada 7 orang, berasal dari luar wilayah kerja. Sedangkan bulan Maret, ada 7 orang ditemukan. Asal, dari wilayah kerja kita," jelasnya.

 

Untuk menjangkau penderita, Puskesmas ini punya Organisasi Perubahan Sosial (Opsi). "Yang memeriksa di sini, mereka datang sendiri dan ada juga lewat penjangkau. Penjangkau, ada khusus gay, waria dan WPS (Wanita Pekerja Seks)," ungkapnya.

 

"Ada 5 organisasi berbasis komunitas. Mulai dari gay, waria dan WPS. Serta ada LSE yang memantau mereka," ujar dia seraya menambahkan, untuk LSL atau MSM hingga kini belum diketahui alias tidak ada komunitas.

 

Dia juga mengakui, sekarang ini ada tren penderita HIV terbanyak berasal dari MSM atau LSL (bisa menyukai lelaki dan perempuan). " Kalau sekarang justru WPS sudah kurang. Karena memang mereka sekarang sudah safety (aman, red)," bebernya.

 

Masyarakat pun diingatkan, agar bisa mengetahui berbagai cara yang menjadi penyebab tertular HIV. "Penularan bisa dari darah, cairan dan air susu ibu," tambah dia.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulut dr Debie Kalalo melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Steven Dandel menerangkan, kasus HIV/AIDS akumulasinya sejak tahun 1997 sudah 3.000 lebih.

 

"Kenapa mereka terjangkit? Ya, karena perilaku beresiko. Pria yang menkonsumsi layanan WPS. Bisa pengguna narkoba lewat suntikan, bisa juga gay," terangnya.

 

"Semua kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulut, diketahui oleh Dinkes Provinsi Sulut dan Kemenkes (Kementerian Kesehatan). Karena sistem deteksi dan pelaporannya sudah online," tambahnya. (sonny dinar)


Komentar

Populer Hari ini




Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting