Minim Konsolidasi, Kader Nilai Golkar Sulut Rapuh


JELANG Musyawarah Daerah (Musda), eksistensi Partai Golongan Karya (Golkar) Sulawesi Utara (Sulut) disorot. Konsolidasi di internal partai khususnya di level kabupaten dan kota, jadi pemicu. Hal itu dianggap rawan ketika Golkar akan menghadapi kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Demikian Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi) Sulut, Sultan Zulkarnain, Minggu (9/2) malam. Dedengkot organisasi sayap Partai Golkar ini beranggapan, program konsolidasi yang dilakukan petinggi Golkar Nyiur Melambai, tidak berjalan maksimal. Hal itu, nilai Sultan, telah berakibat fatal terhadap eksistensi Golkar saat Pileg 2019 lalu. “Iya, kita hanya mendapat tujuh kursi di DPRD Sulut. Dengan demikian, Golkar Sulut tidak bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada pilkada 2020. Saya kira, itu karena kurangnya konsolidasi di daerah-daerah yang berimbas pada perolehan suara,” tandas Sultan.

“Di sini jelas, kesolidan kita hanya di level atas, sementara di sejumlah daerah masih rapuh. Padahal, konsolidasi kunci penting menggapai kemenangan. Itu strategi jitu yang semestinya digedor pimpinan partai,” sambung dia.

Jika hal itu terus terjadi, Sultan mengaku, Golkar yang kini masuk ‘kelas ketiga’ setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) di Sulut, bakal menjadi penonton di iven-iven politik bergengsi selanjutnya. “Ini kami sampaikan agar Golkar Sulut segera melakukan pembenahan, supaya kita tidak menjadi penonton di kontestasi politik ke depan,” kata Sultan.

Dia pun mencontohkan kekuatan Golkar di Bolaang Mongondow (Bolmong). Dulunya, Golkar di wilayah lumbung beras ini tak terkalahkan. Namun, kondisi saat ini cenderung berbeda. “Sekarang dikuasai PDIP dan NasDem. Itu catatan kritis kami untuk Bolmong. Dulunya sangat kuat. Kerja Bappilu tidak terlihat setelah dilantik. Ada apa? tentu ini juga harus diperhatikan,” sebut Wakil Ketua DPD Golkar Sulut.

Oleh sebab itu, Sultan menyarankan agar ketua Golkar Sulut ke depan harus mampu menggerakkan mesin partai. Artinya, giat melakukan konsolidasi hingga ke seluruh penjuru daerah di jazirah utara Pulau Selebes. Apalagi, kompetitor Golkar Sulut adalah PDIP dan NasDem. “Mereka punya kekuatan besar. Tapi kita optimis jika pemimpin ke depan mampu menggerakkan mesin partai, maka kejayaan Golkar akan kembali berulang. Begitu juga dengan target-target ke depan harus jelas dari DPD. Semua tingkatan kepengurusan harus bersama-sama melakukan konsolidasi hingga ke akar rumput,” kuncinya. Informasi yang diperoleh, Musda Golkar Sulut direncanakan akan berlangsung 15 Februari 2020.(arfin tompodung)


Komentar

Populer Hari ini


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting