PINTU MASUK-KELUAR CHINA DITUTUP JOKOWI, PENJAGAAN DIPERKETAT


Jakarta, MS

Wabah corona merisaukan dunia.  Pemerintah Indonesia tak kalah cemas. Teranyar, sebuah kebijakan baru diambil Presiden Joko Widodo. Akses masuk dari China ke Indonesia dan sebaliknya ditutup.

Kabar itu dikuak Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Pemerintah Indonesia secara resmi melarang pemegang paspor China masuk dan transit ke kawasan Indonesia di tengah wabah virus corona. Larangan tersebut juga berlaku untuk warga negara asing yang melakukan perjalanan ke Negeri Tirai Bambu dalam 14 hari terakhir.

"Semua pendatang yang tiba dari China daratan dan sudah berada di sana selama 14 hari, untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia," terang Retno usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu (2/2).

Tak hanya itu, pemberian fasilitas bebas visa bagi warga negara China untuk sementara juga dihentikan.

"Kebijakan pemberian fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival, untuk warga negara RRC dan yang bertempat tinggal di China daratan untuk sementara dihentikan," tambahnya.

Selain itu, pemerintah juga melarang warga negara Indonesia melakukan kunjungan ke dataran China hingga waktu yang belum bisa ditentukan. Begitu juga sebaliknya.

Indonesia menambah daftar panjang larangan kunjungan dari warga negara asing dan warga negara China.

Larangan serupa juga sudah dikeluarkan oleh pemerintah Singapura, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru untuk mencegah merebaknya wabah virus corona.

Sebelumnya, pesawat yang membawa Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China sudah mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam. Mereka pun tampak mengenakan pakaian berwarna serba putih.

Ditulis Liputan6.com, para WNI itu langsung keluar pesawat untuk selanjutnya menuju Natuna, Kepulauan Riau. Saat mereka turun dari pesawat, satu per satu WNI disemprot cairan antivirus. Proses sterilisasi ini berlangsung sekitar satu jam sebelum kemudian mereka diterbangkan ke Pulau Natuna.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dipilihnya Natuna sebagai tempat isolasi WNI dari Wuhan, China, karena pulau tersebut jauh dari permukiman penduduk.

Selain itu, Natuna dipilih karena memiliki pangkalan militer dengan fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga matra TNI yakni Darat, Laut dan Udara.

Hadi menambahkan, jarak landasan (runway) pangkalan militer ke rumah sakit tempat isolasi sangat dekat. Terlebih, fasilitas rumah sakit diyakini mampu menampung hingga 300 pasien.

"TNI mendukung proses pemulangan warga Indonesia dari Wuhan menuju Indonesia, dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokol kesehatan yang dijalankan pemerintah," ujar Hadi, Minggu (2/2).

Diketahui, hingga Minggu (2/2), tercatat lebih dari 14 ribu kasus di China dan lebih dari 140 kasus terkonfirmasi di Amerika Serikat, Kanada, Eropa, Asia, Australia, dan Timur Tengah.

Beberapa kasus bahkan melibatkan orang yang tak datang dari China, mengindikasikan ada infeksi akibat kontak antar-manusia.

 

JALUR LAUT DIPERKETAT

Pintu masuk ke Indonesia melalui jalur laut pun mulai dijaga ketat. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo III bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memeriksa kapal internasional, khususnya dari China sebelum masuk Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Pemeriksaan ini sebagai antisipasi masuknya virus corona ke Indonesia melalui pelabuhan.

Mengutip Antara, VP Corporate Communication Pelindo III Wilis Aji Wiranata mengatakan pemeriksaan ini khusus dilakukan pada kapal internasional yang langsung ke Surabaya. Pemeriksaan dilakukan antara buoy 2 dan buoy 3. Buoy adalah penanda yang diletakkan di laut agar kapal tidak merapat karena kedalaman laut dangkal.

"Kapal akan dihentikan, selanjutnya petugas KKP naik kapal untuk melakukan pengecekan dan pemeriksaan," katanya dikutip pada Minggu (2/2).

Data Pelindo III menunjukkan kapal peti kemas dan curah kering yang datang langsung dari China ke Surabaya rata-rata mencapai 26 unit hingga 36 unit per bulan. Pada Desember 2019, tercatat 36 unit kapal datang dari Negeri Tirai Bambu. Sementara pada Januari 2020, jumlahnya menurun menjadi 26 unit.

Sementara itu, kapal internasional yang terlebih dulu sandar di pelabuhan lain di Indonesia, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, dianggap telah bersih.

"Jika kapal dinyatakan clear and clean, maka Pelindo III baru akan mengirimkan kapal pandu sehingga kapal tersebut bisa sandar dan melakukan bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Perak," jelasnya.

Selain pengecekan langsung, KKP juga meletakkan satu unit alat deteksi suhu tubuh di Gapura Surya Nusantara (GSN). Pengecekan dilakukan kepada seluruh penumpang kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Perak.

Jika didapati awak atau penumpang kapal yang terindikasi terpapar virus corona maka terdapat tiga opsi tindakan. Pertama, pasien tersebut langsung dirawat di rumah sakit rujukan. Kedua, pasien tersebut dideportasi. Ketiga, kapal ditolak sandar.

Rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan adalah RSU Dr. Soetomo Surabaya, RSU Dr. Saiful Anwar Malang, RSU Dr. Soebandi Jember, RS Dr. Koesma Tuban, RS Dr. S Djatikoesoemo Bojonegoro, RS Pare Kediri, RS Blambangan Banyuwangi, dan RS Soedono Madiun

"Untuk keputusan, kami mengikuti keputusan pihak KKP. Hal ini telah kami sosialisasikan kepada agen pelayaran," tegas Wilis.

Di sisi lain, Pelindo III menyiapkan RS PHC Surabaya sebagai tempat pemeriksaan awal bagi awak maupun penumpang kapal yang terindikasi terpapar virus corona.

"PHC sudah menyiapkan satu ruangan isolasi khusus yang akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan awal. Selanjutnya pasien akan dirujuk ke sejumlah rumah sakit yang telah ditunjuk," tuturnya.

 

KEPULANGAN WNI DITOLAK

 

Reaksi penolakan masyarakat terhadap warga yang datang dari daratan China terjadi di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Minggu (2/2). Warga Negara Indonesia (WNI) pun disasar.

Bahkan, demo massa yang menolak kedatangan WNI dari Wuhan itu sempat membakar ban bekas di kawasan pangkalan TNI Angkatan Udara Raden Sadjad, Ranai, Natuna.

Namun, aksi itu berhasil diredam. "Enggak ada (demo rusuh) hanya bakar ban saja. Sudah kondusif," ungkap Kabid Humas Polda Kepri Kombes Harry Goldenhardt.

Menurutnya, aksi tak berlangsung lama usai para tokoh daerah turun ikut menenangkan warga. Saat ini, situasi di lokasi telah kondusif.

"Sudah kondusif kok, tadi ada penyampaian aspirasi tapi tadi sudah dikomunikasikan langsung oleh pimpinan daerah, Ketua DPRD di sana, enggak ada (Kericuhan), sudah kondusif," tandasnya.

Lebih lanjut ia menyampaikan, tak ada korban luka dan korban jiwa dalam kejadian ini. Dirinya pun menambahkan, tidak ada pula warga yang diamankan. "Nggak ada. Mereka cuma menyampaikan aspirasi," pungkasnya.

Goldenhardt menerangkan, pemerintah tentu sangat berhati-hati dalam memilih lokasi untuk observasi terhadap 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China ke Pulau Natuna.

Diketahui, seluruh WNI tersebut akan menjalani observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau. Misalnya, yang diperhatikan adalah jarak antara tempat karantina dengan pemukiman warga.

"Jaraknya sangat jauh sekira 6 kilometer," ujar dia saat dihubungi, Minggu (2/2).

Di samping itu, Goldenhardt juga meminta sebagai sesama Warga Indonesia untuk menunjukkan rasa empati. "Mereka WNI. Mereka juga saudara kita," sebut dia.

Saat ini, personil dari Polres Natuna dan Brimob setempat tengah membersihkan puing-puing sisa unjuk rasa.

Sebelumnya, ratusan warga Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memadati kantor DPRD setempat guna mempertanyakan kabar pemulangan WNI dari Wuhan, China.

"Sejak Jumat malam sampai hari ini massa terus berdatangan ke kantor DPRD Natuna," beber Ketua KNPI Natuna, Haryadi di Natuna, Sabtu (1/2). Dilansir dari Antara. (cnn/merdeka)


Komentar

Populer Hari ini


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting