SURYA BERI SINYAL DUKUNG ANIES, NASDEM BERAT DI PILGUB SULUT


Manado, MS

 

Isyarat Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem), Surya Paloh untuk mengusung Anies Baswedan di Pemilu Presiden 2024, tuai polemik. Nada sumbang bersahutan-sahutan. Baik dari partai koalisi pendukung Joko Widodo-Maruf Amin, maupun partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Itu menyusul sinyal Surya tersebut, berkenaan dengan pertemuan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, Rabu (24/7) kemarin.

Tak hanya itu, manuver politik mantan Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar itu, dinilai bakal berdampak dalam pilkada serentak 2020 mendatang. Termasuk di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Target NasDem untuk merebut kursi DB 1 Sulut, diprediksi akan berat. Mengingat Sulut merupakan salah satu kantong suara yang memenangkan pasangan Jokowi-Maruf di Pilpres 2019. Belum lagi, dengan Pilgub DKI Jakarta effect, yang masih membekas dibenak mayoritas publik Nyiur Melambai.

“Itu mungkin hanya lemparan wacana politik dari Surya Paloh. Bisa saja itu baru sekedar statemen pribadi dan belum merupakan keputusan partai. Tapi, secara politik  itu bisa berpengaruh di pilkada serentak yang sudah didepan mata,” tanggap, Ketua Direktur Eksekutif Tumbelaka Academy Center (TAC) Taufik Tumbelaka, Rabu kemarin.

“Di zona-zona pilkada tertentu mungkin menguntungkan. Seperti pilkada kabupaten kota di wilayah Bolmong Raya yang terkenal solid.  Tapi kalau di Pilgub Sulut, wacana seperti itu kayaknya kurang produktif,” sambung jebolan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu.

Bila wacana mengusung Anies lebih diseriusi oleh NasDem, maka partai yang mengusung slogan restorasi itu, dinilai harus ekstra kerja keras bila mengusung paslon di Pilgub Sulut. “Karena isu itu kurang populis bagi mayoritas warga Sulut. Apalagi bila isu itu dimainkan oleh rival politik,” terang Bung Taufik sapaan akrabnya.

Pun begitu Surya Paloh dianggap mempunyai kalkulasi politik ketika melempar sebuah wacana. “Bisa saja wacana itu untuk memancing reaksi publik. Elite politik itu biasanya selalu hitung-hitungan ketika melepas opini.  Sebab setiap wacana politik itu selalu memiliki konsekuensi. Baik produktif maupun kurang produktif,” ulasnya lagi.

“Karena manajemen isu merupakan salah satu senjata untuk menciptakan persepsi publik. Dan itu lumrah dalam perpolitikan,” pungkas putra Gubernur pertama Sulut itu.

Sinyal mendukung Anies di Pilpres 2024, tersirat dari tertimoni Surya Paloh saat keduanya bertemu di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu  (24) kemarin.

"Tahun 2024 kan tergantung Anies. Niatnya sudah pasti ada di situ, semua niat baik harus terjaga asal baik," ujar Paloh menjawab pertanyaan soal dukungan politik terhadap Anies pada 2024.

"Insyaallah, apabila semua berjalan dan sesuai dengan harapan, dukungan itu kan tidak bisa hanya datang dari pada 1 kelompok, termasuk 1 institusi Parpol NasDem saja. Kita  mengharapkan para pihak untuk anak bangsa ini memenuhi kapasitas dan kapabilitas pemimpin negeri ini," sambung Paloh.

Surya Paloh melihat Anies sudah memiliki potensi untuk memimpin Indonesia. "Potensi ada. Tapi ada proses hantaran, nah itu proses bersama-sama," katanya.

Bahkan Surya menyebut partainya adalah rumah bagi Gubernur DKI Jakarta itu.  “Saya kedatangan keluarga. Keluarga dari keluarga besar. Seorang Anies Baswedan rumahnya memang dari sini berangkatnya,” ungkapnya.

Surya pun menegaskan partainya akan mendukung Anies sebagai gubernur DKI secara lahir batin. "Dukungan Lahiriyah batiniyah,” lugas Surya.

Tak hanya itu Surya mendorong Anies untuk mengeluarkan semua kemampuannya sebagai pemimpin.   “Abang sarankan, Anies untuk lebih bisa mengoptimalkan potensi kemampuan yang dimiliki. Dari apa yang saya pahami, dia belum keluarkan itu semua,” kata Paloh kepada wartawan usai pertemuan.

Dia menilai apa yang telah dilakukan Anies baru setengah dari potensi yang dimilikinya. “Nawaitu berikan dukungan, dorongan, agar potensi yang belum dikeluarkan semuanya ini, sudah saatnya ke depan,” kata dia.

Menyikapi dukungan Surya Paloh, Anies enggan berkomentar lebih. "Saya lagi ngurus Jakarta," ujarnya sambil tersenyum..

Anies mengaku butuh bersilaturahmi dengan Surya Paloh, karena bagi dia sosok Surya adalah senior yang memiliki banyak pengalaman. Dia mengaku mendapatkan banyak  hikmah dari pertemuan siang ini. “Saya rasakan manfaat setiap ngobrol dengan bang Surya,” tuturnya.

Ia mengatakan dirinya akan memegang tanggung jawab sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan akan menuntaskan jabatan tersebut dengan sebaik-baiknya. “Insya Allah apa yang menjadi tanggung jawab bisa tuntas dengan baik,” tandas mantan Rektor Universitas Paramadina itu.

 

BANJIR KRITIK

Sinyalemen Partai NasDem untuk mengusung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024, banjir perlawanan dan sorotan dari berbagai partai politik.  Salah satunya dari Partai Serikat Indonesia (PSI). Partai yang didominasi kader milenial itu memastikan tak akan berkoalisi dengan NasDem, andai wacana itu terwujud.

"Kami di PSI berbeda dengan NasDem. Maaf, meski kami sama-sama mendukung Pak Jokowi, kami tidak akan pernah bisa berkoalisi dengan mereka yang menggunakan politisasi agama untuk meraih kekuasaan," lugas Ketua DPP PSI Tsamara Amany kepada wartawan, Rabu kemarin.

Tsamara mengungkit pernyataan PSI soal kaum nasionalis yang amat pragmatis dalam berpolitik. Dengan pernyataan NasDem hari ini yang siap mencapreskan Anies di 2024, Tsamara menyebut pernyataan mereka sudah terbukti.

"Dulu kami pernah mengkritik kaum nasionalis yang terlalu pragmatis dan berkoalisi dengan tokoh-tokoh yang membiarkan dan menggunakan politisasi agama. Hari ini kita jadi saksi bahwa pragmatisme semacam itu nyata," katanya.

"Semoga ini jadi pelajaran bersama untuk kita. Kami pastikan PSI tidak akan pernah memiliki pragmatisme semacam itu," tegas Tsamara.

Nada kecewa juga dilayangkan elite PDIP. "Kasihan Pak Jokowi ya, koalisinya tidak fokus membantu beliau. Pak Jokowi sedang bekerja keras untuk konsolidasi pasukan, membersihkan residu-residu pemilu yang  menyebabkan polarisasi untuk bersatu bekerja mewujudkan nawacita yang merupakan amanah rakyat," ungkap Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari, Rabu kemarin.

Eva khawatir manuver NasDem itu akan membuat polarisasi baru pasca-Pilpres 2019. Padahal, kata Eva, Jokowi saat ini tengah bekerja keras menghilangkan polarisasi di masyarakat.  "Manuver Pak Surya Paloh dengan mendukung Anies Baswedan tentu mengagetkan dan mengecewakan, walau itu hak beliau sih. Saya khawatir bikin polarisasi baru dan mewadahi residu-residu yang potensial mengganggu konsolidasi Pak Jokowi," tutur Eva.

Kendati demikian, Eva mengatakan tidak bisa melarang manuver NasDem itu. Eva pun berharap semua parpol koalisinya untuk bersabar dan tidak memunculkan manuver-manuver baru hanya untuk kepentingan pribadi.  "Walau agak menyesali tapi kita tidak bisa melarang hanya berharap saat ini kita semua memenangkan kepentingan bersama, bukan pribadi atau golongan. Kedua, harusnya nunggu sampai KPU menetapkan tahapan pilpres baru 2024. Sabarlah, kecuali ada maksud tertentu misalnya naikin bargaining ke Pak Jokowi. Jadi keingat Pak ahok, pasti dia yang paling kaget, kok cepet pindah ke lain hati,” imbuhnya.

Partai Demokrat ikut angkat suara. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) curiga ada ‘udang di balik bakwan’ di balik manuver NasDem.

"Kami tentu menghormati sikap Nasdem dengan segala keputusan politiknya yang hari ini menyatakan akan siap mencalonkan Anies pada 2024. Sebuah langkah politik yang bisa saja  terjadi dan bisa juga tidak. Kita belum tahu apa maksud dari pernyataan Surya Paloh ini, tapi yang pasti saya meyakini ada sesuatu di balik pernyataan ini," kata Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean kepada wartawan, Rabu kemarin.

"Ada udang di balik bakwan," imbuh dia. Pun begitu, Ferdinand enggan menjelaskan lebih jauh terkait kecurigaannya. Namun dia meyakini ada maksud tertentu dari manuver NasDem.  "Saya tidak ingin berspekulasi dengan pernyataan ini, tapi saya meyakini ada sesuatu dibaliknya. Biar saja ini menjadi politik tontonan publik," timpalnya.

Partai Gerindra pun tak ketinggalan berargumen.  "Kayaknya NasDem lagi manuver karena merasa ditinggal kali ya dengan adanya pertemuan Mega-Prabowo," sembur Waketum Gerindra Arief Poyuono kepada wartawan, Rabu kemarin.

Poyuono memandang pernyataan Surya Paloh sebagai gertak sambal saat Mega dan Prabowo bertemu. "Dan kayaknya Bang Surya Paloh langsung approach Anies Baswedan untuk disiapkan sebagai capres 2024 nantinya kali. Kalau Mega-Prabowo kan ketemu memang ada hubungan urat politiknya dari dulu, juga hubungannya kan kayak kakak-adik mereka," jelas Poyuono. "Nah sah aja sih Bang Surya Paloh manuver kayak gitu, harap maklumlah. Kalau ketemu Anies sih kayaknya cuma gertak sambel kali ya," timpalnya.

Diketahui, dalam waktu bersamaan, ada dua pertemuan politik di Jakarta. Ketum NasDem Surya Paloh bertemu dengan Gubernur DKI Anies Baswedan, sedangkan Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Pertemuan Megawati dan Prabowo berlangsung di kediaman Mega, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat.  Sedangkan Suray dan Anies di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat. Pun begitu, Surya Paloh ketika dikonfirmasi soal pertemuan Prabowo-Mega, mengaku hanya kebetulan. " Coba tanya Bung Anies kan memang kebetulan, betul-betul kebetulan,” ujarnya.

Ia pun menghormati pertemuan antara Megawati dan Prabowo. "Kami menghormati dan ikut senang juga silaturahmi dan seperti Bung Anies bilang negeri ini butuh semuanya," imbuhnya.

NASDEM KLARIFIKASI PERNYATAAN KETUM

Isyarat Surya Paloh mengusung Anies Basweden di Pilpres 2024 kian bergulir liar. Partai NasDem pun langsung bergerak. Partai berslogan restorasi menegaskan sang ketua umum, tak bicara mengenai dukungan pencapresan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

Pertemuan Surya Paloh dengan Anies Rabu siang kemarin disebut hanya pertemuan sesama deklarator organisasi NasDem.  "Bang Surya tadi (Kemarin, red) jelas bertemu Anies Baswedan Gubernur DKI yang sudah lama tak ketemu. Anies kan salah satu deklarator. Pak Anies itu tahu isi manifesto politik NasDem ya, di mana demokrasi itu adalah bagian dari pemilu itu bagian dari sirkulasi demokrasi ya," kata Sekjen NasDem Johnny G Plate di kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu kemarin.

NasDem mengklarifikasi pemberitaan yang menyatakan Surya Paloh mendukung Anies sebagai capres 2024. "Yang tidak saja sebagai rutinitas, tapi dia harus menghasilkan pemimpin ya yang dipercaya rakyat. Pemimpin yang bisa melaksanakan harapan rakyat itu manifesto NasDem dan itu Pak Anies tahu. Karenanya, datang ke sini Pak Ketum NasDem, Bang Surya mengingatkan Pak Anies sebagai gubernur terpilih, terlepas dari NasDem nggak dukung dulu ya, itu mempunyai kapasitas yang sampai saat ini belum secara optimal digunakannya. Tadi Bang Surya bilang baru 5 dari 10, masih ada 5 lagi," imbuhnya.

Menurut Johnny, dalam sirkulasi demokrasi, memberikan dukungan kepada gubernur terpilih merupakan sebuah kewajiban. Johnny mengatakan NasDem mendukung Anies untuk melaksanakan pembangunan di Jakarta dengan baik.

"Pembangunan dengan baik itu apa saja? Ya itu pembangunan fisik, pembangunan sosial dan SDM itu sejalan dengan program Pak Anies itu harus dibangun dengan benar. Sampai sukses jangan ada opsi gagal karena DKI Jakarta pintu gerbang dan etalase RI ibu kota negara, etalase Indonesia di luar negeri, jadi bangun Jakarta harus sukses untuk rakyat Jakarta, untuk ibu kota dan untuk RI," ujarnya.

Johnny juga mengatakan pihaknya masih berfokus membantu Presiden Jokowi di periode kedua pemerintahan. Dia tak ingin NasDem dicap sebagai partai yang tak konsisten.

"Sekarang ini, Pak Joko Widodo baru terpilih 2019, baru mau dilantik 20 Oktober nanti. Baru mau dilantik, kamu sudah mau ribut urusan 2024, pileg baru saja selesai, lantiknya pun nanti masih tanggal 1 Oktober 2019, kamu sudah ngomong 2024, loncat-loncat nih. Tapi karena kamu nanya itu tadi, Bang Surya bilang ya sebagai gubernur pasti Pak Anies salah satu tokoh dan dia umurnya masih muda," ujar Johnny.

"Tapi untuk bisa menjadi pemimpin masa depan, harus sukses. Karenanya, kami memberikan dukungan supaya sukses, kerja baik-baik dulu supaya sukses. Karena apa? Tidak boleh gagal di DKI ini. Kalau gagal di DKI, bukan hanya Jakarta yang rugi, RI juga rugi," tandasnya.(tmp/dtc/tim ms)

 


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting