Monkeypox Virus, Kantor Kesehatan Pelabuhan Bitung Tingkatkan Pengawasan


Bitung, MS

Terkait dengan Monkeypox Virus atau Virus cacar Monyet, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Bitung di bawah kepemimpinan dr Pingkan Pijoh mulai meningkatkan pengawasan di wilayah kerjanya.

Hal ini disampaikan dr Pingkan melalui Kepala seksi pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi Rundstony Rundengan, Rabu (15/05) kemarin.

Menurut Tony dengan adanya Surat Edaran dari Kementerian Kesehatan RI terkait Monkeypox pihaknya akan semakin meningkatkan pengawasan di Pelabuhan Bitung

"Kami telah menerima Surat Edaran dari kementerian kesehatan RI tentang Kewaspadaan Importasi Penyakit Monkeypox. Sebelumnya kami memang sudah mendengar terkait hal ini, tetapi memang kami sementara menunggu surat ini untuk melakukan koordinasi bersama pihak terkait lainnya. Dengan adanya surat ini kami akan mulai berkoordinasi salah satunya dengan Kepolisian dan KSOP," ujar Tony

Menurut Tonny sebelum adanya kasus Monkeypox ini pihaknya selalu melaksanakan tugas sesuai SOP

"Ketika ada kapal yang masuk, kapal tersebut belum bisa bersandar, tetapi harus berlabuh dahulu sekitar 2 mil baru kemudian kita menyambangi kapal tersebut dan kita langsung lakukan pemeriksaan. Ini menjadi SOP kami ketika ada kapal asing masuk," ungkapnya

Monkeypox / Human Monkeypox (MPX) atau yang sering disebut Cacar Monyet merupakan penyakit Zoonosis atau penularan penyakit dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh virus Monkeypox

Virus monkeypox mirip dengan cacar pada  manusia . Meskipun Monkeypox jauh lebih

ringan daripada cacar, namun monkeyfox bisa berakibat fatal.  Transmisi penularan seseorang dapat terinfeksi virus Monkeypox melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit atau mukosa hewan yang terinfeksi.

Virus Monkeyfox tersebar terutama di bagian Afrika tengah dan barat, yang merupakan daerah hutan hujan tropis.

“ Virus monkeypox sebagian besar ditularkan  ke manusia dari berbagai binatang liar seperti tikus dan primata (kera). Infeksi pada manusia pernah dilaporkan pada  penangkar kera yang terinfeksi, tikus hutan  dan tupai, dimana hewan pengerat/tikus menjadi penyebab terbesar penularan virus  ini,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya,  gejala mulai timbul 14-21 hari sejak pertama kali terinfeksi virus monkeypox

dengan gejala demam, sakit kepala hebat,  limfadenopati (pembengkakan kelenjar  getah bening), sakit punggung, mialgia  (nyeri otot), dan asthenia (kekurangan  energi). Ruam kulit muncul mulai di wajah

dan kemudian menyebar di tempat lain di tubuh.

Karena Monkeypox mirip sekali dengan penyakit ruam lain, seperti cacar, cacar air, campak, infeksi kulit akibat bakteri, kudis, sifilis, dan alergi terkait obat. Monkeypox hanya dapat didiagnosis secara pasti di laboratorium khusus dengan sejumlah tes yang berbeda.

“Adapun Pencegahannya adalah Menghindari kontak dengan tikus dan  primata terinfeksi serta membatasi paparan langsung terhadap darah dan daging yang  tidak dimasak dengan baik. Membatasi kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau bahan yang terkontaminasi harus dihindari. Memakai sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya yang sesuai saat  menangani hewan yang terinfeksi dan ketika merawat orang yang sakit. Petugas kesehatan dianjurkan melakukan vaksinasi,” tambahnya.(Joywatania)


Komentar

Populer Hari ini


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting